Ketua Umum PP ISNU: Karakter Kehidupan Berbangsa Saat Ini Menurun
Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana NU (PP ISNU) Ali Masykur Musa menyatakan bahwa saat ini karakter kehidupan berbangsa mulai mengalami penurunan.
Hal ini berdampak pada konstruksi nasionalisme masyarakat mulai rapuh. Karena itu untuk menjawab kompleksitas masalah tersebut, pendidikan pancasila dan bela negara sangatlah penting. Khususnya bagi kalangan milenial yang perkembangannya sangat cepat.
"Karakter bangsa yang menurun melahirkan nasionalisme yang rapuh. Pendidikan Pancasila dan bela negara bagi kaum milenial adalah jawabannya," kata Cak ali, sapaan akrabnya dalam sambutan pembukaan simposium nasional dan pengukuhan PP ISNU periode 2018-2023, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 25 November 2018.
Ditambahkan Cak Ali, simposium nasional bertema "Menyongsong satu abad Indonesia sebagai negara Kesejahteraan Pancasila" bentuk dari respon dinamika pembangunan nasional.
"Ada beberapa permasalahan bangsa yang menjadi fokus utama ISNU yakni rapuhnya nasionalisme, narasi kesejahteraan Pancasila bagi kalangan milenial, dan beberapa tantangan komplek lainnya," katanya.
Selain itu, Cak Ali menyebut masalah di bidang politik memiliki kecenderungan demokrasi yang transaksional. Cak Ali mengamati kepentingan pemodal itu berdampak serius terhadap rapuhnya kaderisasi politik para pemimpin negara di berbagai level.
Simposium nasional itu diharapkan dapat menghasilkan sebuah gagasan yang berujung pada lahirnya pemimpin ideologis dan memiliki komitmen kerakyatan yang kuat.
"Demokrasi transaksional akibat kapitalisme di dunia politik obatnya adalah memperkuat ideologi dan kaderisasi parpol agar muncul pemimpin yang nasionalistik, jangan sampai elite politik malah merongrong ideologi politik kebangsaan kita dikalahkan oleh kepentingan pemodal saja," ujarnya.
Tak kalah penting, ISNU mengumpulkan para intelektual muda NU bertujuan menghasilkan sebuah narasi pembangunan yang dapat mengatasi disparitas ekonomi di masyarakat. Kesenjangan ekonomi menurutnya akan berdampak pada terjadinya kekerasan sosial, disintegrasi dan jurang kemiskinan yang sangat serius.
"ISNU ingin melahirkan narasi pembangunan ekonomi yang kokoh dan mengintegrasikan sistem negara Indonesia yang kuat menghadapi gempuran asing yang menggerus kedaulatan ekonomi negara," ujarnya.
Simposium ini dihadiri oleh 95 guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, Pengurus Wilayah ISNU dan lembaga-lembaga penelitian, serta mahasiswa. (wit)
Advertisement