Ketua Umum PBSI Baru akan Bawa Pulang Piala Thomas & Uber
Agung Firman Sampurna yang terpilih jadi Ketua Umum PP PBSI terpilih periode 2020-2024, akan bawa pulang Piala Thomas-Uber.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers virtual, setelah terpilih secara aklamasi menggantikan Wiranto yang menjabat di periode 2016-2020.
"Target besar kami adalah berusaha dan berjuang agar supremasi bulu tangkis kembali kita dapatkan. Tentu kami ingin prestasi puncak, membawa pulang Piala Thomas-Uber...," kata Agung.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI ini punya alasan fundamental mengapa begitu menginginkan timnas bulutangkis kembali memenangi Kejuaraan Thomas-Uber.
Dalam visi misinya, ia menuturkan bahwa bulu tangkis bukan hanya menjadi kegiatan olahraga saja, tetapi punya nilai nasionalisme yang mampu mempersatukan seluruh lapisan masyarakat.
Prestasi yang ditorehkan bulu tangkis di kancah internasional, kata Agung, membuat Indonesia menjadi negara yang dihargai dan disegani negara lain.
Sepanjang sejarah, Indonesia adalah pemegang gelar Piala Thomas terbanyak dengan 13 gelar. Namun, trofi terakhir diboyong ke tanah air pada 2002. Ketika itu Taufik Hidayat dkk. mengalahkan Malaysia 3-2 di final yang berlangsung di Guangzhou, Cina.
Sedang tim putri Indonesia baru tiga kali menjuarai Piala Uber, yakni tahun 1975, 1994, dan 1996.
Gelar terakhir pada 1996 didapatkan Susi Susanti dkk. setelah di final menumbangkan Cina 3-1 di Hong Kong.
"Oleh karenanya bulu tangkis tidak hanya sekedar olahraga, tapi juga alat persatuan nasional," pungkas Agung.
Agung Firman, pria kelahiran Madiun 19 November 1971, terpilih sebagai Ketum PP PBSI periode 2020-2024 secara aklamasi dengan total dukungan 23 surat dari pengurus provinsi.
Sebelum Agung ditetapkan sebagai calon tunggal, juga muncul nama Ari Wibowo yang merupakan Ketua Pengprov PBSI Banten yang ikut dalam bursa pemilihan Ketum PP PBSI.
Namun, dalam proses verifikasi yang berlangsung pada 27-30 Oktober, sebanyak 10 suara yang dikantongi Ari berkurang menjadi separuhnya karena lima di antaranya dinyatakan tidak sah karena pengprov yang bersangkutan memberikan dukungan ganda kepada dua calon. Ari Wibowo kemudian dicoret dari proses pemilihan. (ant)