Ketua Umum FKDT: Kredibilitas Gus Yahya Teruji untuk Pimpin PBNU
Ketua Umum Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Lukman Khakim mengapresiasi majunya KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam bursa pencalonan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Lukman menilai, pilihan Gus Yahya adalah tepat dalam kerangka meneruskan regenerasi yang lebih optimal bagi NU ke depan.
Menurut Lukman, Gus Yahya memiliki sederet modal kuat untuk memimpin organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia tersebut. Modal itu antara lain bisa diukur dari integritas dan kiprah aktifnya dalam membesarkan NU selama ini.
“Gus Yahya adalah orang pesantren dan madrasah yang tidak diragukan lagi komitmennya terhadap kemajuan pendidikan bangsa ini. Toh begitu, beliau juga mampu menembus batas dunia di luar pesantren, bahkan hingga level global,” ujar Lukman di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Perhatian besar Gus Yahya terhadap pendidikan ini mutlak diperlukan pemimpin NU mendatang sebagai upaya membekali generasi bangsa dengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang memadai. Strategi pengkaderan dan program pemberdayaan yang selama ini dijalankan Gus Yahya juga segaris dengan visi serta misi FKDT.
“Kami melihat Gus Yahya adalah sosok berkualitas yang sangat potensial NU ke depan. Kredibilitasnya sudah teruji. Apalagi komitmen beliau untuk tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan politik praktis semakin menegaskan totalitasnya menjaga marwah NU,” tandasnya.
Melihat beragam modal kapabilitas dan kredibilitas yang dimiliki Gus Yahya tersebut, dirinya sangat berharap Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung pada 23-25 Desember mendatang bisa aklamasi memilihnya. Dia juga berharap, kepengurusan PBNU ke depan juga semakin banyak diisi kaum muda yang memberikan perhatian besar ke bidang pendidikan agar NU bisa lebih berkualitas di tengah tuntutan zaman.
"Berpijak dari tantangan ini, estafet kepemimpinan di PBNU adalah sebuah keniscayaan yang tengah banyak diharapkan banyak kalangan,” terangnya.
FKDT merupakan organisasi tempat berhimpun madrasah diniyah (madin) di Indonesia. Organisasi menjadi pilar penting pendidikan dini keagamaan Islam di Indonesia lantaran tak sekadar forum berkomunikasi, namun juga menjadi media merumuskan kurikulum madin. Jumlah madin di seluruh Indonesia saat ini mencapai sekitar 86.000. Adapun jumlah santri atau siswa mencapai hampir 7 juta orang dengan tenaga kependidikan sekitar 870 ribu orang.