Ketua TP PKK Pasuruan Hadiri Acara Distrikan Warga Ranu
Masyarakat di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan, kembali menggelar Distrikan, Minggu, 20 Oktobe 2019. Ribuan warga tumplek blek membanjiri lokasi Distrikan maupun jalan-jalan yang dipakai untuk karnaval atau kirab budaya.
M Nizar, panitia Distrikan mengatakan, kegiatan Distrikan merupakan budaya sekaligus potensi wisata yang harus dilestarikan. Apalagi distrikan adalah tradisi yang sudah turun temurun untuk menghormati kepercayaan para leluhur Ranu Grati, akan penunggu danau yang dikenal sebagai Baru Klinting, sesosok dewa yang berwujud ular besar.
"Sekalipun kebanyakan dari kami adalah muslim, tapi kami tetap melaksanakan ritual yang sama dengan pendahulu-pendahulu kita. Karena mau gak mau, mereka telah memberikan kontribusi yang banyak untuk keberlangsungan Ranu Grati," katanya.
Selain untuk meneruskan kepercayaan para nenek moyang sekitar Ranu Grati, tradisi distrikan juga dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan memohon keselamatan saat bekerja.
Upacara Distrikan diibaratkan sebagai ungkapan permohonan warga nelayan keramba yang berdekatan dengan Danau kepada sang pencipta agar melimpahkan rezeki dan menjauhkan dari marabahaya dalam menangkap ikan.
"Kita terus berusaha untuk menjaga budaya ini, sekalipun jaman sudah masuk era globalisasi, tapi kita harus tetap mempertahankan unsur keaslian yang ada di desa kami," katanya.
Sementara itu, sebelum ritual Larung Sesaji dimulai, terlebih dulu dilakukan Kirab Budaya. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Lulis Irsyad Yusuf berkeliling Desa Ranuklindungan dengan menaiki Kereta Kencana Khas Grati.
Setelah itu, dilanjutkan dengan tari-tarian dan doa bersama bersama pemuka agama setempat maupun para nelayan dan warga yang menyaksikan. Tak lupa, pakaian yang dikenakan oleh para nelayan pun tak sama dengan ketika mereka beraktifitas di sekitar Ranu Grati.
Kebanyakan para nelayan sengaja menyimpan pakaian adat yang dipakai pada tahun-tahun sebelumnya, sebab dirasa masih bagus dan layak untuk dikenakan dalam momen larung sesaji di ranu grati. Dalam doanya, mereka berharap dengan dilarungnya sesaji yang telah disediakan, seyogyanya kesejahteraan akan datang kepada warga yang menggantungkan hidupnya dari Danau Ranu Klindungan
Setelah doa berakhir, baru sesajen yang terdiri dari berbagai macam makanan berupa nasi tumpeng warna putih, kuning, hijau dan hitam, maupun ayam dan bebek yang masih hidup, diarak bersama-sama menuju tengah danau Ranu.
Untuk menuju ke ranu, para nelayan tersebut menggunakan perahu naga yang dihias. Dalam kesempatan tersebut, baik Camat Grati, kemudian Kapolsek Grati, Danramil Grati, dan Panitia diberikan kesempatan untuk melarung tumpeng ke Ranu Grati.
Sesampai di tengah ranu grati, para nelayan dan warga setempat diberikan kebebasan untuk merebut atau mengambil sesaji itu secara bersama-sama. Hal itu dilakukan agar banyaknya ikan yang ada di Ranu Grati, sama banyaknya dengan rejeki para warga yang tinggal di sekitar danau ranu grati.
"Tradisi inimerupakan peninggalan nenek moyang kami. Intinya kami berharap dengan kegiatan ini, nelayan di sekitaran Danau Ranu bisa mendapatkan kesejahteraan,” ucap Nizar kepada Suara Pasuruan.
Sementara itu, Lulis Irsyad Yusuf mengimbau agar Distrikan selalu dilaksanakan rutin setiap tahunnya. Pemkab Pasuruan akan menjadikan Distrikan sebagai wisata khas Grati yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan.
"Tradisi Distrikan ini sangat unik dan memiliki nilai sejarah yang kuat, sehingga harus dipertahankan sampai kapanpun. Oleh karenanya, saya mengajak kepada semua warga untuk selalu melestarikan budaya ini, karena kita juga akan mendukungnya," kata Lulis, sesaat setelah Distrikan berakhir. (sumber: www.pasuruankab.go.id)
Advertisement