Ketua Satgas Covid-19 Soroti Lonjakan Kasus di Jawa Timur
Ketua Satgas Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yang meningkat memasuki akhir tahun 2020, ini. Padahal menurut Doni, pada periode Juli hingga September 2020, kasus Covid-19 di Jatim mengalami penurunan.
"Secara umum Jawa Timur sudah sangat bagus (penanganan Covid-19) dibandingkan periode Juli, Juni, Agustus dan September awal. Tetapi setelah ada momen liburan panjang trennya (kasus Covid-19) ada peningkatan," ungkapnya pada Kamis 3 Desember 2020, di Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma).
Doni mengambil sampel di wilayah Malang Raya di mana bed isolasi di sejumlah Rumah Sakit (RS) rujukan daya tampungnya penuh sehingga membutuhkan RS lapangan untuk mengurangi beban dari rumah sakit.
"Karena kita ikuti perkembangan (kasus Covid-19) di sejumlah kabupaten dan kota di Malang Raya mengalami peningkatan," tuturnya.
Doni juga menghitung angka kematian pasien Covid-19 di Jatim tergolong tinggi. Menurutnya, kasus ini harus bisa ditangani oleh para kepala daerah kabupaten atau kota yang ada di Jawa Timur dengan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi.
"Angka kematian di Jawa Timur juga relatif tinggi. Pasien dari gejala ringan ke sedang tidak boleh masuk ke fase lebih tinggi yakni berat. Sehingga harus sedini mungkin di tangani dengan optimal," katanya.
Ditambahkan oleh Dirut Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Kohar Hari Santoso bahwa okupansi pasien rujukan Covid-19 di RSSA mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
"Pengalaman dari kemarin karena ada momen liburan panjang itu. Kok sekarang jadi naik (kasus Covid-19). Tadi Pak Doni (Ketua Satgas Covid-19) juga menyampaikan," terangnya.
Kohar mengatakan yang perlu dilakukan saat ini adalah bukan hanya penanganan di hilir dengan menambah bed isolasi Covid-19 di rumah sakit. Tapi juga penanganan di hulu berkaitan dengan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19.
"Yang dilakukan tidak boleh ini aja (pembangunan RS lapangan). Ini kan masalah di hilir. Masalah di hulu itu harus dilakukan apa itu ya upaya-upaya pencegahan agar tidak ketularan," ujarnya.
Maka dari itu, terang Kohar pemerintah harus terus menggalakkan peringatan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 3M yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak.
Advertisement