Ketua PWNU Jatim Doakan Banyuwangi Lebih Maju
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur berkunjung ke Banyuwangi, Minggu, 7 November 2021 malam.
Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar, mengapresiasi program yang telah dijalankan Banyuwangi. Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad, Malang, ini mendoakan Banyuwangi ke depan bisa lebih maju dari yang sudah dicapai saat ini.
Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki berpesan agar Pemkab Banyuwangi melanjutkan program insentif guru ngaji dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi para santri. Dia juga mengapresiasi program beasiswa ‘Banyuwangi Cerdas’ dengan mengirimkan anak-anak muda berkuliah gratis, dan berharap program itu bisa terus diperluas dengan menyasar lebih banyak santri.
“Semoga Banyuwangi akan semakin maju dan tambah berkah," ungkap KH. Marzuki Mustamar saat singgah di Pendopo Sabha Swagata Blambangan.
Dalam kesempatan itu turut hadir Katib Syuriyah PWNU Jatim KH. Syafrudin, KH. Abdussalam Shohib dari Jombang, KH Ahmad Fahrur Rozi dari Malang, KH Muhammad Abdurrahman Al Kautsar dari Kediri, KH Ahsanul Haq dari Surabaya. Mereka didampingi Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi, KH. Zainullah Marwan dan Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani berterima kasih pada para kiai yang telah singgah di Pendopo. Menurutnya, itu merupakan sebuah kehormatan bagi Banyuwangi. Ipuk pun memohon doa dan arahan, agar Banyuwangi diberi keberkahan, dan dihindarkan dari segala macam musibah, penyakit, dan marabahaya. Ipuk mengatakan, ulama dan santri menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya membangun dan memajukan daerah.
“Terima kasih para kiai dan santri yang selama ini ikut bersama-sama memajukan Banyuwangi,” ujarnya.
Bupati Ipuk menyebut, insentif guru ngaji akan terus dijalankan oleh Pemkab Banyuwangi. Insentif untuk guru ngaji ini telah dilaksanakan sejak periode kepemimpinan Bupati sebelumnya. Semua ini, kata Dia, dijalankan atas arahan para kiai.
“Pemkab Banyuwangi telah menyalurkan insentif bagi para guru ngaji. Tahun ini pun kebijakan itu terus dilanjutkan. Dan saya pastikan ke depan akan terus ada, kami upayakan akan terus diperluas tentunya seiring kemampuan anggaran daerah," terangnya.
Banyuwangi, lanjutnya, terus menyalurkan program hibah bagi masjid, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya.
"Semoga sentuhan kecil pemerintah ini nantinya dapat meningkatkan semarak dakwah ahlussunnah wal Jama'ah, menebar Islam yang ramah dan penuh rahmat bagi semuanya," ujarnya.
Di hadapan para kiai, Ipuk juga menyampaikan upaya-upaya Banyuwangi dalam pemulihan ekonomi. Di antaranya program ongkos kirim gratis ke seluruh Indonesia untuk UMKM, bantuan warung naik kelas, bantuan PKL selama masa PPKM, bantuan alat produktif untuk warga kurang mampu, berbagai program kewirausahaan, dan sebagainya.
Ipuk mengatakan, pandemi pasti berdampak ke perekonomian. Sebelumnya, pendapatan per kapita Banyuwangi berhasil meningkat dan melampaui sejumlah daerah lain di Jatim dari kisaran Rp20 juta menjadi Rp51,8 juta.
Demikian pula kemiskinan bisa ditekan ke level 8 persen dari sebelumnya selalu dua digit. Mitigasi peningkatan kemiskinan pun telah dilakukan, sehingga ketika di daerah lain kemiskinan bisa meningkat hingga di atas 1 persen pada masa pandemi, di Banyuwangi naik sekitar 0,5 persen.
”Tentu tantangan saat pandemi ini berbeda dengan sebelumnya. Kita terus bekerja dan optimistis bisa rebound, tentu juga atas doa dan arahan para kiai,” pungkasnya.