Ketua PSSI Rangkap Jabatan, Bonek: Jangan Kemaruk
Nama Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi terus menjadi sorotan publik, apalagi setelah meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla. Haringga tewas saat hendak menonton laga antara Persib Bandung dan Persija Jakarta di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu lalu.
Pria yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu pun diminta warganet untuk tidak rangkap jabatan agar tidak menggangu kinerja PSSI. Sekaligus supaya bisa fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah.
Menanggapi masalah ini, dirigen Bonek Tribun Kidul, Agus Tessi mengatakan jika Edy Rahmayadi harus pilih salah satu jabatan. Jangan rangkap jabatan seperti saat ini karena dapat mengganggu keputusan yang tak netral.
"Kalau menurut saya tidak pantas rangkap jabatan sepertin ini, itu kemaruk namanya. Kalau ketua PSSI ya itu saja tidak usah jadi Gubernur, nanti bentuk profesionalnya seperti apa," kata Tessi sapaan akrabnya kepada ngopibareng.id, Jumat 28 September 2018.
Menurut Tessi saat ini Edy Rahmayadi harus mau memilih antara Gubernur atau Ketum PSSI. Jadi ia harus bersedua untuk mengundurkan diri dalam waktu dekat.
"Harus berani melepas salah satu jabatannya, kalau kayak gini dibiarkan terus bagaimana nasib sepakbola kita," ujarnya menambahkan.
Seperti diketahui, Edy Rahmayadi menjabat sebagai Ketum PSSI hingga 2020 mendatang. Namun, ia enggan melepas jabatannya itu meski saat ini dirinya juga sebagai Gubernur.
Sayangnya saat diwawancara dalam salah satu stasiun televisi, Edy mengatakan tak akan melepas jabatannya sebagai Ketum PSSI hingga tahun 2020. Alasannya saat ini ia melindungi organisasi itu agar tak direbut dengan orang-orang yang salah.
"Jangankan 60.000, satu orang pun, kalau itu memang benar adanya, gara-gara saya gubernur, terus itu terjadi pembunuhan. Maka saya akan tinggalkan jabatan Ketua PSSI, karena berarti saya tidak becus," ujar Edy kala itu.
Namun ia menilai dari 60.000 orang itu ada salah satu yang menginginkan jabatan tersebut untuk bermain politik. Sehingga ia akan melindungi kursi Ketum PSSI.
"Yang saya takutkan, dari 60.000 ini, mungkin menginginkan salah satu jabatan PSSI karena ini dalam dunia politik. PSSI harus saya lindungi karena ini amanah rakyat sampai 2020," ucapnya. (hrs/amr)