Ketua PP NA: Menyayangi Anak, Menyayangi Masa Depan Bangsa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Diyah Puspitarini mengatakan, anak-anak adalah aset bangsa yang tidak ternilai.
“Untuk itu mencerdaskannya, memenuhi haknya hingga selalu memberikan kasih sayang dari semua pihak adalah bekal untuk mereka. Sayangi anak, maka kita juga menyayangi masa depan bangsa,” ujar Diyah, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Kamis 25 Juli 2019.
Berhubungan dengan anak, awal Agustus yang akan datang merupakan pekan ASI (Air Susu Ibu) se dunia.
“Memberikan ASI adalah kebutuhan jangka panjang dan masa depan anak untuk sepanjang hidupnya. Sudah tidak zaman lagi Ibu tdk mengutamakan ASI untuk anaknya. Ibu yang cerdas adalah yang memberikan ASI ekslusif,” tutur Diyah, terkait Peringatan Hari Anak pada tanggal 21 Juli 2019 lalu.
Diyah menerangkan, Nasyiatul Aisyiyah sangat konsen dan komitmen mengajak dan menyuarakan para Ibu untuk menjaga gizi diri dan bayi sejak dalam kandungan.
“Karena sampai saat ini angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi. Maka menjaga NKRI juga harus memperhatikan gizi Ibu dan anak dengan memberikan ASI ekslusif dengan tepat. Karena anak adalah masa depan bangsa,” kata Diyah mengakhiri. (adi)
“Memberikan ASI adalah kebutuhan jangka panjang dan masa depan anak untuk sepanjang hidupnya. Sudah tidak zaman lagi Ibu tdk mengutamakan ASI untuk anaknya. Ibu yang cerdas adalah yang memberikan ASI ekslusif,” tutur Diyah
Sementara itu, Muhammadiyah Disater Management Center (MDMC) telah banyak memberikan pengenalan dini tentang risiko bencana pada anak – anak baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar.
Upaya ini dengan mengusung hak anak pada tumbuh kembangnya, seperti mengupayakan hak anak untuk tetap gembira saat kondisi terdampak bencana atau hak anak mendapat fasilitas sekolah aman bencana.
Pengenalan risiko bencana sejak dini terhadap anak merupakan bagian penting yang telah diupayakan oleh MDMC sejak lama. Pengenalan risiko bencana pada anak bisa berupa edukasi, simulasi dan pendidikan sekolah aman bencana.
Pengenalan tersebut tentu perlu melibatkan dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, sehingga antisipasi kejadian bencana di lingkungan sekitar dapat terminimalisir dampaknya.
Menurut Khoirul Anas, Divisi Tanggap Darurat Rehabilitasi dan Rekontruksi (TDRR) MDMC, secara sederhana anak – anak dapat dimulai dengan mengetahui kondisi lingkungan rumah dan sekolah, dapat mengenali potensi dan risiko bencana yang ada disekitar mereka, mengkaji faktor–faktor risiko bencana dan pengetahuan tentang ancaman (hazard) yang ada di wilayah mereka tinggal.
“Ketika bencana terjadi mereka tahu bersama keluarganya cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana,” ungkap Anas.
Menurutnya, peran MDMC untuk mengenalkan risiko bencana telah banyak dilakukan selama ini, baik saat pra bencana maupun pasca bencana.
“Pada saat pra-bencana seperti sosialisasi, edukasi dan simulasi kesiapsiagaan di sekolah telah banyak diselenggarakan. Ketika pasca bencana, MDMC beri dukungan seperti pendampingan psikososial pada anak yaitu perlindungan psikologis dan sosial, serta bagaimana membangun kembali kepercayaan diri, optimisme pada anak disaat kondisi darurat agar mereka tetap ceria.
"Selain itu, MDMC juga mendirikan sekolah darurat sebagai pengampu sekolah formal ketika pasca bencana, terang Khairul Anas yang juga spesialis progam pendampingan psikososial MDMC,” urainya. (adi)