Ketua PDNU: Penggunaan Masker secara Masal Prinsip Kesehatan
Ketua Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama, dr Muhammad S Niam menegaskan, penggunaan masker secara masal didasarkan pada prinsip kesehatan masyarakat. Menutup mulut dan hidung dengan masker sebagai sumber penularan virus Corona setidaknya sama pentingnya dengan cuci tangan.
"Manfaat penggunaan masker secara massal juga dapat dikonseptualisasikan sebagai apa yang disebut paradoks pencegahan yaitu, intervensi yang membawa manfaat tidak seberapa bagi individu tetapi memiliki dampak positif besar bagi populasi," tuturnya, Selasa 28 Juli 2020.
"Mirip dengan pemakaian sabuk pengaman saat mengemudi. Pengguna jalan dan pejalan kaki lainnya mendapat manfaat dari mengemudi yang aman. Dan jika semua orang mengemudi dengan hati-hati, risiko kecelakaan lalu lintas jalan berkurang," tutur tokoh yang dikenal sebagai dokter kiai ini.
"Jadi penggunaan -- “masker untuk melengkapi upaya jaga jarak dan cuci tangan” -- sangat penting saat ini. Korea Selatan dan Hong Kong telah berhasil mengatasi wabah Covid-19 dengan memberlakukan masker untuk semua orang tanpa lockdown," tutur Dokter Niam, yang putra Kiai Masduki Mahfudz, Rais Syuriah PWNU Jatim.
Seperti diketahui, sejumlah daerah di Jawa Timur dan Indonesia secara umum masih sibuk menangani masalah pandemi Covid-19. Kasus penularan baru covid-19 di Pasuruan, misalnya terus meningkat.
Catatan Gugus Tugas Pasuruan ada 19 tambahan baru konfirmasi covid-19 per Senin, 27 Juli 2020. Mereka terdiri dari 9 warga Kecamatan Bangil, 3 warga Beji, 1 warga Gondangwetan, 2 warga Grati, 1 warga Kraton, 1 warga Pohjentrek dan 1 warga Winongan.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya menjelaskan, untuk 9 warga Bangil meliputi 1 perempuan (20) dan 1 laki-laki (18) dari Desa Raci, 1 laki-laki (28) dari Kelurahan Kalianyar.
Kemudian, 1 perempuan (38) dan 1 laki-laki (42) dari Kelurahan Kidul Dalem, 1 perempuan (39) dari Kelurahan Pogar, 1 perempuan (20) dari Desa/kelurahan Latek, 1 laki-laki (21) dari Desa Masangan, dan 1 laki-laki (34) dari Desa Manaruwi.
Sedangkan untuk tiga warga Beji diantaranya 1 laki-laki (18) dari Desa Gununggangsir, 1 laki-laki (39) dari Desa Baujeng, dan 1 laki-laki (41) dari Desa Sidowayah.