Ketua PBNU: Tak Perlu Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
Dukungan NU untuk kemerdekaan Palestina tak berubah. Sejak diputuskan secara resmi melaui forum Muktamar NU ke-13 yang berlangsung tanggal 12-15 Juli 1938 di Menes, Pandeglang, Banten, NU konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
NU pun menginginkan agar Indonesia konsisten tak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebelum negara tersebut mengakui kemerdekaan Palestina.
Sikap NU itu disampaikan Ketua PBNU Robikin Emhas, menanggapi wacana kalau pemerintah Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. "Saya tidak tahu dari mana sumbernya muncul isu seperti itu. NU tetap berpegangan pada keterangan Kemenlu RI, bahwa Indonesia tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel," kata Robikin Selasa 15 Desember.
Komitmen NU dalam membela kedaulatan Palestina dengan ibukota Yerussalem oleh Robikin sudah jelas. Sikap NU ditegaskan kembali pada Muktamar NU ke-33 tanggal 1-5 Agustus 2015.
Untuk itu NU mengapresiasi pemerintah RI yang secara teguh mengemban mandat konstitusi dengan politik bebas dan aktif yang selama ini dilakukan dalam memberi dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, ketua PBNU yang merangkap staf khusus Wapres Ma'ruf Amin.
Sebelumnya, diketahui, Khatib A'am PBNU, Yahya Chalil Staquf, sebelumnya mewacanakan bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Dengan begitu, Indonesia bisa terlibat lebih aktif untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang tak berkesudahan.
Alasannya supaya bisa menjangkau dua pihak, supaya ada kesempatan untuk mengupayakan jalan keluar. Kalau tidak punya hubungan diplomatik resmi, Indonesia tidak bisa terlibat banyak dalam upaya damai.
Menurut Gus Yahya, beberapa negara di Timur Tengah sekarang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel meski mereka tetap mengecam segala rencana aneksasi.