Ketua PBNU: Kepanikan Rugikan Diri Sendiri dan Orang Lain
Banyak cara bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan. Termasuk pesan kemanusiaan melawan COVID-19.
“No panic buyers” dan “self isolation” adalah diantara pesan yang yang harus selalu didengungkan.
"Betul, tak perlu panik hadapi Corona. Selain bukan cara menghindari kemungkinan terjangkit COVID-19, kepanikan justru bisa merugikan orang lain. Bahkan diri sendiri dan keluarga," kata ketua PBNU Robikin Emhas, Minggu 22 Maret 2020.
Waspada tak sama dengan panik. Jangan melakukan sesuatu yang dapat memicu kepanikan kolektif. Jauhkan pikiran untuk melakukan aksi “borong barang”.
Jika kita benar-benar ingin memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mari “mengisolasi” diri. Bekerja cukup dari rumah. Begitu juga belajar.
Mengapa? Karena carier Corona, COVID-19 adalah manusia. Bukan tetumbuhan, tidak juga hewan. COVID-19 tidak menyebar melalui udara.
"Dengan berdiam diri di rumah, kita berpeluang tidak tertular. Itu berarti, kita menyelamatkan diri sendiri, keluarga juga lingkungan," pesannya.
Jangan mendatangi tempat keramaian. Terus lakukan segala jenis peribadatan. Jangan hentikan shalat jamaah, tahlil, istighotsah, dzibaan, peringatan hari besar keagamaan, dan lain sebagainya. Namun lakukan di rumah masing-masing. Jangan menggelar kegiatan bersama di tengah COVID-19 mewabah seperti saat ini.
Syiar agama memang penting. Namun jangan karena alasan syiar tujuan agama terhalangi, tak tercapai.
Toh kita tahu keselamatan manusia merupakan tujuan agama, Islam. Untuk itu, mari jadikan peristiwa mewabahnya COVID-19 sebagai momentum untuk meneguhkan kesadaran bahwa Islam merupakan agama kemanusiaan.
Akhirnya, mari kita memohon ampunan dan berdoa bersama. Semoga Corona, COVID-19 segera berlalu dari Indonesia dan dari muka bumi.