Ketua Panpel Persebaya Minta Liga Dilanjutkan Tanpa Penonton
Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persebaya Surabaya Whisnu Sakti Buana meminta kepada PSSI sebagai induk sepakbola Indonesia agar melanjutkan kompetisi Liga Indonesia tanpa penonton.
Menurut Whisnu, risiko penularan dan penyebaran Covid-19 akan sangat tinggi apabila pertandingan digelar dengan penonton. Terlebih, Kota Surabaya masih menjadi zona merah di Jawa Timur.
Ia bercermin di liga-liga Eropa. Meski kasus Covid-19 sudah mereda di beberapa negara Eropa, namun operator liga dan induk sepakbola mereka memutuskan melanjutkan liga tanpa penonton.
Para penggemar bisa memanfaatkan siaran langsung yang secara khusus ditayangkan salah satu stasiun televisi nasional. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko penularan kepada masyarakat.
"Saya akan usulkan ke PSSI kalau tanpa penonton. Surabaya ini kan zona merah, masih berbahaya. Penggemar bisa langsung melihat televisi karena disiarkan juga," kata Whisnu, Senin 29 Juni 2020.
Bukan hanya mengenai gelaran pertandingan tanpa penonton, Whisnu mengaku juga akan mencari tahu dan berdiskusi lebih lanjut tentang format kompetisi seperti apa yang akan diterapkan oleh PSSI di tengah pandemi.
Sebab, Liga Indonesia baru berjalan 4 pekan saat dihentikan. Jika dilanjutkan pada bulan Oktober 2020, maka Whisnu memastikan akan memakan waktu yang banyak.
Bercermin di liga-liga Eropa, banyak dari mereka yang kompetisinya hanya menyisakan 7-9 pertandingan saja. Jadi wajar jika dilanjutkan di tengah pandemi.
"Ini kita juga belum tahu kan formatnya tetap sama apa akan diubah. Nanti coba saya diskusi lebih lanjut. Kalau oktober, ya tidak akan nutut. Pasti sampai tahun depan. Belum nanti fokus ke Piala Dunia U-20 bulan Mei-Juni 2021," katanya.
Seperti diketahui, PSSI merilis Surat Keputusan Bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kelanjutan Kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, SKEP terbaru yang ditandatangani pada 27 Juni 2020 dan diumumkan secara resmi pada Minggu, 28 Juni 2020 diambil melalui berbagai pertimbangan.
"Kita perlu melakukan kampanye lewat sepak bola bahwa Indonesia sudah mulai beradaptasi dan belajar dengan situasi 'New Normal' dengan menjalankan protokol kesehatan. Lewat kompetisi sepak bola adalah kampanye yang baik bagi dunia luar," kata Iwan Bule, Minggu 28 Juni 2020.
Iwan mengatakan, Indonesia sebelumnya sudah punya pengalaman mendapat sanksi dari FIFA dan tidak ada kompetisi saat itu, yang imbas dan akibatnya kurang baik terhadap sepak bola nasional.
Baginya, kompetisi yang dilakukan sekarang adalah untuk kepentingan timnas ke depan, agar pemain selalu berkompetisi dan dengan sendirinya pemain tetap terasah kualitasnya.
Selain itu, bergulirnya kembali kompetisi juga dimaksudkan untuk kepentingan Timnas U-19 yang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20 2021.
Advertisement