Ketua Pamori Surabaya Prihatin Musik Keroncong Semakin Terpinggirkan
Paguyuban Artis Musik Keroncong Indonesia (Pamori) mengajak masyarakat mencintai dan melestarikan musik keroncong. Sebab, warisan budaya Indonesia ini semakin terpinggirkan. Bahkan nyaris tak terdengar. Hidup enggan mati tak mau. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Pamori Surabaya, Mulyadi ketika berbincang dengan Ngopibareng.id, Minggu 14 Juli 2024.
"Untuk mempopulerkan kembali musik keroncong tidak bisa dilakukan oleh musisi keroncong sendiri, tapi perlu dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah," ujar Mulyadi berapi-api.
Musisi keroncong yang biasa dipanggil Cak Mul ini sangat menyayangkan kalau salah satu warisan budaya Indonesia ini akan hilang. Senasib dengan kesenian tradisional lainnya seperti ludruk, ketoprak, wayang orang, wayang kulit, mocopat, karawitan, dan masih banyak lagi.
"Akan panjang ceritanya kalau dijadikan polemik untuk mencari siapa yang salah, yang kami inginkan ada niat baik dari semua pihak untuk duduk bersama mencarikan solusinya agar musik keroncong bisa berjaya kembali," ujar Cak Mul.
Menurut Cak Mul, perhatian pemerintah terhadap musik keroncong bukan tidak ada sama sekali, tapi sangat kurang. "Penilaian seperti itu juga diungkapkan oleh musisi keroncong ketika berkumpul di Yogyakarta bersama Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Mei 2024 lalu," sambungnya.
Ia pun menyampaikan rasa kecemburuannya dan kecewa ketika Kota Surabaya menghadirkan grup band dan artis papan atas di setiap menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), tapi tidak ada musisi keroncong yang diajak.
"Suroboyo iki termasuk gudange musisi keroncong, tapi gak tau dijawil," ucap Cak Mul dengan logat Suroboyoan yang medok.
Ia lantas bercerita pengalamannya ketika Pamori akan mengadakan pagelaran di Surabaya, untuk mencari dana melalui sponsor harus dilakukan dari pintu ke pintu seperti pengemis.
"Saya berencana ketemu Bapake arek Suroboyo Pak Eri, untuk menyampaikan unek-unek dan harapan agar Pak Wali ikut memberi perhatian lebih besar terhadap musik keroncong di Surabaya, supaya tetap hidup tidak sampai mati suri," harap Cak Mul.
Menurut Cak Mul, anggota Pamori Surabaya yang masih eksis lebih dari 200 orang. Karena cintanya pada musik keroncong tak pernah menghitung honor yang diterima selagi 'ngamen' di kafe.
Cak Mul yang memerangkap sebagai pimpinan OK Guyub Rukun berharap radio dan stasiun TV berbesar hati ikut melestarikan musik keroncong dengan memberi kesempatan kepada musisi keroncong menampilkan talenta dan ekspresinya.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid dihubungi melalui pesan singkat, mengapresiasi semangat Pamori Surabaya dalam menjaga kelestarian musik keroncong. "Harus bagi-bagi tugas antara pusat dan daerah dalam menyelesaikan persoalan seperti ini . Tidak bisa seluruhnya harus pusat yang turun tangan," ujarnya.