Ketua MPR Minta Pemerintah Waspadai Penyakit Hewan Kurban
Ketua MPR Bambang Soesatyo ( Bamsoet) mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bersama Dinas Pertanian dan Peternakan untuk bersama melakukan penelusuran pada hewan kurban yang diduga ferjangkit penyakit berbahaya.
Mendekati Hari Raya Kurban ditemukan sejumlah sapi dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan disinyalir mengidap penyakit yang membahayakan manusia dan hewan itu sendiri.
"Saya minta penanganan yang cepat dan tepat segera dilakukan guna mencegah merebak atau meluasnya penyakit pada hewan ternak sapi yang berbahaya tersebut, mengingat kebutuhan hewan kurban seperti sapi dan kambing cukup signifikan," pesan Bamsoet.
Pemerintah diminta segera melakukan langkah antisipasi sejak dini. Yaitu menyiapkan tim pemeriksa hewan ternak yang bertugas mengawasi serta memastikan stok sapi. Baik di RPH maupun pedagang hewan musiman benar-benar melalui pengecekan kesehatan agar lebih terjamin dan aman khususnya untuk keperluan Hari Raya Kurban.
Pemerintah agar mempertimbangkan adanya pemberian sertifikat bagi hewan-hewan ternak yang dinyatakan sehat dan terhindar dari wabah penyakit. Dengan begitu, dapat memberikan rasa tenang kepada masyarakat yang memiliki niat berkurban.
Bagia masyarakat yang akan membeli hewan kurban agar tetap waspada dan teliti ketika membeli hewan kurban. Juga disarankan agar memperoleh sapi kurban dari sumber yang lebih terjamin kesehatannya, seperti RPH yang telah tersertifikasi halal.
Momen menjelang Idul Kurban
Hari Raya Kurban menjadi peluang bagi pedegang hewan sapi, terutama kerbau dan kambing. Meskipun Idul Qurban 1444 Hijriyah masih satu bulan lagi (diprediksi 29 Juni 2023), sejumlah pedagang hewan sudah mulai membuka beberapa lapak di Jakarta.
Pengamatan Ngopibareng.id, hewan kurban di Jakarta rata rata didatangkan dari Bima, Provinsi NTB. Pertimbangannya selain harganya lebih murah presentase dagingnya lebih besar sebab karkas atau tulangnya lebih kecil.
Salah seorang pedagang hewan kurban, Ahmad, mengatakan, sapi dari Bima, NTB dan NTT paling banyak diminati dibanding sapi Jawa, Madura atau Bali. "Harganya murah, badannya kekar, sehat dan perolehan dagingnys lebih banyak," kata Ahmad, di lapaknya Senin 30 Mei 2023.
Sapi kurban milik Ahmad ini harganya bervariasi, antara Rp19 juta sampai Rp24 juta, tergantung besar kecil sapinya. Tetapi kalau ada yang menginginkan sapi seukuran lebih besar, Ahmad sanggup melayani.
Soal kualitas sapi yang didatangkang dari Bima, dijamin 100 persen sehat, tidak berpenyakit, dibuktikan dengan surat dari Dinas Peternakan Bima.
"Kami tidak mau membawa sapi sembarangan, karena ada kaitannya dengan ibadah kurban, harus memenuhi syarat, beda dengan sapi yang dipotong untuk hajatan," kata Ahmad.