Ketua LP Maarif NU: Insya Allah Gabung POP Lagi Tahun Depan
Lembaga Pendidikan (LP) Maarif PBNU masih pikir pikir untuk bergabung kembali dengan Program Organisasi Penggerak (POP), atau memilih tetap di luar.
Ketua Umum LP Maarif NU Arifin Junaidi menegaskan, lelmbaga pendidikan NU yang dipimpinnya akan melihat lebih dulu revisi terhadap POP yang dilakukan oleh Kemdikbud seperti apa, termasuk syarat organisasi yang diterima di POP.
"Kami menghendaki organisasi yang diterima di POP benar benar berkualitas dan mumpuni di bidang pendidikan," kata Arifin, Rabu 4 Agustus 2020.
Sebab itu, LP Maarif NU mendesak Mendikbud menunda dulu pelaksanaan POP sampai tahun depan, supaya punya waktu yang cukup untuk merivisinya. "LP Maarif kemungkinan akan bergabung POP tahun depan setelah ada perbaikan, tidak sekarang."katanya.
Sikap LP Maarif NU berbeda dengan sikap Muhammadiyah. Meskipun Mendikbud Nadiem Makarim datang langsung ke kantor Muhammadiyah untuk meminta agar bergabung kembali dengan POP, Muhammadiyah tetap menolak.
Nadiem sebelumnya mendatangi Gedung Dakwah Muhammadiyah dan meminta maaf langsung atas polemik POP. Langkah tersebut untuk merespons mundurnya Muhammadiyah dari POP.
"Terkait dengan permintaan tersebut, sesuai dengan hasil pertemuan bersama PP Muhammadiyah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang), Muhammadiyah memutuskan untuk tidak ikut serta dalam program POP," kata Abdul Mu'ti Secara tertulis, Senin 3 Agustus 2020.
Menurut Mu'ti, sekarang ini sekolah/madrasah dan perguruan tinggi sedang menerima peserta didik baru dan menerima berbagai persoalan terkait pandemi covid-19.
Maka itu, Mu'ti menyatakan Muhammadiyah belum memutuskan terkait kelanjutan keikutsertaannya dalam program besutan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah telah menyetujui tidak terlibat dalam evaluasi lanjutan POP dan ingin fokus untuk meningkatkan sumber daya pendidikan.
”Dengan sumber daya internal, kami akan tetap membantu pemerintah meningkatkan sumber daya pendidikan di Indonesia, termasuk di lingkungan persarikatan Muhammadiyah,” kata Ketua Majelis Diksasmen PP Muhammadiyah Baedhowi melalui keterangan tertulis, Senin 27 Juli 2020 lalu.
Ada tiga organisasi besar yang menarik diri dari POP, yakni NU, Muhammadiyah dan PGRI. Mereka mundur karena kredibilutas peserta POP tidak jelas.
Advertisement