Ketua KPPS 42 Ngagel Rejo Surabaya Joko Budiono Meninggal Dunia
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan suara (KPPS) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 42 di Ngagel Rejo yang bernama Joko Budiono, dikabarkan meninggal dunia. Dia meninggal dunia sekitar pukul 08.15 WIB di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.
Almarhum yang juga menjabat sebagai Ketua RT II RW 5 Ngagel Rejo ini, meninggal dunia dalam umur 51 tahun. Sebelum mengembuskan napasnya yang terakhir Joko Budiono, sempat menjalani perawatan intensif sejak tanggal 14 Februari 2024 sekitar pukul 15:00 WIB.
Berdasarkan pengamatan Ngopibareng.id sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan warga memenuhi rumah duka di Jalan Krukah Utara VIIB/11 dan mengantar jenazah untuk disalatkan terlebih dahulu.
Jenazah almarhum akan dibawa untuk disemayamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Keputih, Sukolilo, Surabaya.
Terdapat banyak karangan bunga sebagai ucapan berbelasungkawa yang memenuhi depan gang Krukah Utara VIIB, di antaranya datang dari jajaran Camat-Lurah Kecamatan Wonokromo, Pengurus RW 05 Ngagel Rejo, hingga Wakil Walikota Surabaya Armudji.
Istri almarhum, Fauziah Kadir mengatakan, suaminya sebenarnya sudah mengeluhkan keadaan kesehatannya sejak tanggal 27 Januari 2024 lalu.
"Habis bimbingan teknik di RW, dia merasa di sakit di bagian leher, seperti ada ganjalan. Bangun pagi sudah agak membengkak," ujarnya.
Fauziah lalu mengatakan, dirinya membawa sang suami ke Puskesmas Ngagel Rejo terlebih dahulu, lalu dirujuk menuju RSI Jemursari.
"Kita ke RSI Jemursari ternyata mereka tidak punya alat biopsi. Lalu dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo. Tanggal 12 Februari baru biopsi dan hasilnya belum keluar sampai sekarang," terangnya.
Almarhum Joko sempat mengemban tugasnya sebagai Ketua KPPS di hari pencoblosan, hingga siang hari.
"Tanggal 14 Februari masih sempat dan kuat beraktivitas, tapi saat tengah hari sempat rebahan lalu lemas. Saat jam mau tutup (pukul 13.00), sempat nyoblos," terangnya.
Saat TPS 42 telah ditutup setelah ia mencoblos, perhitungan dimulai. Di sana almarhum merasakan badannya sudah lemah lalu beristirahat.
"Waktu perhitungan semua petugas KPPS harus tandatangan, suami saya rebahan lalu dibangunkan anggota tidak direken. Terus saya bangunkan dan bangun lalu tandatangan," ujarnya.
Almarhum lalu masih mengikuti proses perhitungan suara di TPS hingga proses perhitungan suara presiden dan wakil presiden saja.
"Sekitar pukul 15.00 saat adzan Azhar, dibawa ke RSUD Dr. Soetomo," tutupnya.