Ketua Komisi X DPR: Bantuan Pulsa PJJ Realisasikan Secepatnya!
Anak anak Kampung Rawa Timur Kebun Jeruk, Jakarta Barat, sekarang dapat mengikuti program pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan tenang, khususnya mereka yang secara ekonomi kurang mampu. Pasalnya, mereka bisa memanfaatkan fasilitas wifi secara gratis, sambil menunggu bantuan yang dijanjikan pemerintah.
Wifi tersebut atas sumbangan seorang anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Eneng Malianasari. Anggota Fraksi PSI itu merasa iba ketika mendengar keluhan dari warga bahwa anak mereka tidak bisa mengikuti PJJ dengan lancar. Kalau paketan internetnya habis, dan tidak punya, terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran.
"Dengan adanya fasiltas Wifi gratis, kini anak-anak itu bisa belajar dengan tenang di lapangan terbuka, tapi tetap menjalankan protokol kesehatan," kata Tri Hermintadi, salah satu ketua RT di wilayah Kelurahan Kebun Jetuk, Jakarta Barat, Sabtu 19 September 2020.
Pak RT juga mengucapkan terima kasih kepada pengurus Musala Assalam, Haidir, yang telah meminjamkan terpal Musala untuk alas saat anak-anak belajar bareng.
"Baru di Kampung Rawa Timur ini ada fasilitas wifi gratis untuk mengikuti PJJ," katanya.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda minta kepada pemerintah agar realisasi bantuan pulsa untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) dipercepat.
Politisi PKB itu mengaku mendapat keluhan masyarakat bahwa bantuan pulsa yang telah dijanjikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, sampai sekarang belum diterima.
"Mendikbud menjanjikan bantuan pulsa untuk anak didik yang ikut program PJJ. Hal itu disampaikan waktu rapat dengar pendapat dengan DPR bulan Agustus 2020," kata Syaiful Huda, saat dihubungi Ngopibareng.id Sabtu, 19 September 2020.
Kemendikbud mengalokasikan anggaran untuk bantuan pulsa sebesar Rp7 triliun lebih, dan sudah dilaporkan ke DPR sekarang tinggal realisasinya.
Kabiro Humas Kemendikbud Evy Mulyani menjelaskan, proses verifikasi dan validasi (verbal) terkait penyaluran subsidi bantuan kuota internet pendidikan masih berjalan.
Sejauh ini, dari sebanyak 44 juta siswa, data nomor ponsel yang dinyatakan telah sesuai format sebanyak 55,2 persen atau 24,7 juta nomor. Proses ini juga bersamaan dengan verifikasi yang dilakukan oleh provider, dari 24,7 juta nomor tersebut, sebanyak 57,3 persen dinyatakan sebagai nomor aktif.
"Untuk bantuan kuota pada jenjang pendidikan tinggi, sejauh ini sebanyak 5,1 juta nomor dari total jumlah mahasiswa sebanyak 8 jutaan mahasiswa aktif telah didata dan sedang dalam proses verifikasi dan validasi," sebut Evy.
"Untuk dosen, data terakhir mencapai 259 ribu nomor telah masuk dan sedang dalam proses yang sama, dan data itu belum 100 persen. Apakah akan diperpanjang lagi atau strategi seprti apa. Karena bantuan ini utk semua siswa, guru, dosen, dan mahasiswa," tutupnya.