Ketua FPAN DPR RI: Aparat harus Periksa Peneliti BRIN
Ketua Fraksi PAN DPR RI RI, Saleh Partaonan Daulay, mengecam keras pernyataan ancaman yang disampaikan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin. Lewat kolom Facebook, ia berkomentar soal menghalalkan darah Muhammadiyah.
Saleh Partaonan Daulay menilai, pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh aparatur sipil negara (ASN). Apalagi, ASN tersebut bekerja di lembaga penelitian seperti BRIN.
"Betul-betul aneh. Mereka bekerjanya sebagai ASN. Mestinya, bekerja secara profesional. Tidak memihak pada satu paham keagamaan atau kelompok organisasi," tandasnya dalam pernyataan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Senin 24 April 2023 malam.
Saleh Partaonan Daulay menyebut ancaman yang disampaikan itu sangat menodai kerukunan umat beragama. Banyak warga negara yang merasa khawatir, bahkan takut.
"Mestinya, ini bukan delik aduan. Kalau ada ancaman membunuh seperti ini, aparat penegak hukum harus segera melakukan langkah antisipatif. Paling tidak, pelakunya diamankan terlebih dahulu. Diperiksa dasar dari pernyataannya," ujar mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah tersebut.
Di Indonesia, berbeda agama itu biasa. Semua saling menghormati. Semua hari besar umat beragama dirayakan dengan baik hingg jadi hari libur nasional.
"Kalau yang beda agama saja bisa saling menghormati, kenapa yang hanya berbeda metode penentuan 1 Syawal malah hampir seperti mau perang? Perbedaan itu malah bukan hanya sekali ini terjadi. Sudah puluhan kali. Dan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, di negera lain pun ratusan negara merayakan Lebaran tanggal 21 April 2023", ujarnya.
Dalam konteks ini, lanjut Saleh Partaonan Daulay, walaupun Andi Pangerang Hasanuddin telah meminta maaf, aparat penegak hukum harus tetap memeriksa yang bersangkutan.
"Kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali. Karena itu, penegakan hukum harus diterapkan. Negara harus hadir melindungi seluruh warga negara. Apalagi, warga Muhammadiyah yang telah berkontribusi bagi bangsa ini bahkan sebelum Indonesia merdeka," serunya.
"Permintaan maaf satu hal. Penegakan hukum hal yang lain. Kalau tidak diproses hukum, besok lusa akan ada orang yang mengulangi lagi. Lalu kalau ribut, dengan enteng meminta maaf. Penegakan hukum kan tidak seperti itu. Harus tegak lurus dan adil bagi semua," pesannya.
Tanggapan Ketua Umum Muhammadiyah
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau warga Muhammadiyah untuk tidak melakukan yang sama dengan sikap dan pemikiran buruk.
" Sebaiknya jangan ada pemikiran yang kerdil terhadap agama dan wawasan kebangsaan. Warga Muhammadiyah harus tetap menunjukkan sikap yang santun dan beradab," pesan Haedar.
Diberitakan sebelumnya, Andi Pangerang Hasanuddin telah membuat gaduh saat umat Muslim merayakan Idul Fitri dengan berkomentar terkait perbedaan penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah di unggahan Facebook milik peneliti BRIN lainnya, Prof Thomas Djamaluddin.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulisnya.
Mengetahui komentarnya viral, ia langsung meminta maaf dan siap jika ada proses lebih lanjut.