Ketua DPD RI Minta Menpora Investigasi Perekrutan Atlet Gulat
Proses pemanggilan atlet gulat yang dilakukan oleh Tim Review Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia maupun PB Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) untuk Sea Games 2022 di Vietnam mendapat sorotan.
Salah satunya dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Ia menyoroti, karena ada yang salah dalam perekrutan atlet ini. Pasalnya, tidak ada satu pun pegulat Jawa Timur dipanggil untuk tampil di SEA Games.
Padahal, Jatim tampil sebagai juara umum cabang gulat pada PON XX 2021 Papua lalu dengan tujuh emas, tujuh perak dan dua perunggu.
Karena itu, ia meminta kepada Menpora Zainuddin Amali untuk melakukan investigasi langsung terkait perekrutan atlet gulat kepada pihak-pihak terkait dalam Sea Games 2022 ini.
"Pegulat Jawa Timur jadi juara, mengapa tidak satu pun dipanggil untuk pelatnas ? Apakah ada faktor like and dislike di kubu PB PGSI terhadap atlet Jawa Timur? Menpora harus turun tangan terhadap kasus ini," ujar LaNyalla.
Menurutnya, sebagai insan olahraga sportivitas harus dijunjung tinggi. Pengurus Cabor tidak boleh mengedepankan subjektivitas hanya karena suka tidak suka atau ada permasalahan pribadi.
Melihat kondisi yang ada, LaNyalla menilai, bahwa Tim Review Kemenpora tidak melihat dengan jeli terkait prestasi masing-masing atlet yang akan berangkat ke SEA Games.
“Berarti Menpora dan timnya tidak melihat lapangannya, ini bukan persoalan fanatisme daerah. Tapi ini demi sportivitas, keadilan dan Merah Putih, mengapa yang juara umum tidak dipanggil dan masuk tim. Saya pikir ini bukan hanya jadi pertanyaan orang Jawa Timur, tapi pasti juga jadi pertanyaan semua insan olahraga di Indonesia, terutama insan gulat Indonesia," tegas LaNyalla.
Pada PON XX/2021 Papua, tim gulat Jawa Timur meraih tujuh medali emas, tujuh perak, dan dua perunggu.
Tujuh medali emas itu diraih oleh Shintia Eka Arfenda (gaya bebas 50 kg putri), Candra Marimar (gaya bebas 53 kg putri), Varadisa Septi (gaya bebas 76 kg putri), Rachmat Hadi Wijaya (gaya bebas 74 kg), Hasan Sidik (gaya greco-roman kelas 60 kg), Dimas Septo Anugraha (gaya bebas 125 kg), dan Lulut Gilang nomor Greco-Roman kelas 87 kg.
Advertisement