Ketua DPD RI Tuntut Ketegasan APPI Soal Liga 1
Gerakan yang dilakukan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) memperjuangkan agar kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 agar bisa segera bergulir mendapat dukungan dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Dukungan tersebut disampaikan untuk memperjuangkan nasib para pesepakbola yang sudah vakum selama 1,5 tahun. Artinya, ini berdampak pada gaji yang diterima para pemain.
“Sangat wajar kalau para pemain bola profesional menuntut agar kompetisi segera digelar. Kompetisi sepak bola di Tanah Air sudah vakum hampir 1,5 tahun. Artinya, para pemain telah kehilangan mata pencaharian. Kondisi ini perlu menjadi perhatian pemerintah,” ujar LaNyalla.
Ia mengaku, banyak pemain bola profesional yang kehidupannya memprihatinkan. Mereka terpaksa bekerja apa saja untuk tetap bertahan hidup. Ada yang menjadi satpam, driver ojek online, juga pedagang kaki lima. “Ironisnya, di tengah banyaknya bantuan untuk masyarakat terdampak pandemi, mereka ini seperti terlewat, tidak mendapat bantuan karena dipandang sebagai orang berpenghasilan layak," ungkapnya.
Jika mengacu pada rencana, pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 akan digelar pada Juli 2021 ini. Namun, karena lonjakan kasus yang meningkat membuat PT Liga Indonesia Baru menunda sampai 20 Agustus 2021. Namun, rencana ini pun belum juga jelas karena melihat situasi pandemi di Indonesia.
Menurut LaNyalla, kunci kepastian penyelenggaraan liga, selain faktor laju angka kasus Covid-19, juga lobi dari PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat dalam mempersiapkan kompetisi yang aman dari sisi kesehatan.
“Langkah para pemain dengan mengirim surat ke Presiden kita dukung. Ini merupakan salah satu jalan memperjuangkan nasib. Di sisi lain, PSSI dan Kemenpora juga perlu berjuang keras agar bisa meyakinkan stakeholder terkait bahwa kompetisi sepakbola bisa digelar dengan aman,” kata mantan Ketua PSSI itu.
LaNyalla yakin, mereka relatif aman dari dampak virus corona. Sebab mayoritas pemain profesional di Indonesia sudah divaksin. Selain itu, klub juga memberikan panduan penerapan protokol kesehatan di lingkungan stadion maupun mess.
Ia pun berharap, PSSI mempersiapkan skenario terburuk jika pada akhirnya gelaran kompetisi tidak mendapat izin. Terpenting lagi, komunikasi dengan klub peserta liga harus berjalan baik, intens dan transparan. “Kami tetap ingin kompetisi bisa digelar dengan aman dan nyaman. Kita tidak berharap sebaliknya. Tapi apapun keputusan nanti, perlu dikomunikasikan dengan baik kepada klub-klub peserta Liga,” pungkasnya.