Ketua Bawaslu Jember Tegur Panwascam Sumberbaru usai Dimediasi Kapolres
Ketua Bawaslu Jember Sanda Aditya Pradana akhirnya memenuhi tuntutan massa, Rabu, 13 November 2024. Sanda bersedia menegur JT, Panwascam Sumberbaru yang diduga melakukan tindakan di luar tugasnya sebagai pengawas Pilkada.
Upaya Sanda menegur JT tidak terjadi serta merta. Tetapi melalui proses panjang hingga menyebabkan demonstrasi memanas dan berujung perusakan pintu pagar.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Sanda awalnya menolak menghubungi JT melalui telepon selularnya. Namun, pendirian Sanda berubah setelah Kapolres Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi turun ke lokasi.
Bayu tiba di Kantor Bawaslu Jember pada 12.30 WIB. Bayu bersama Kabagops Polres Jember Kompol Istono melihat kondisi pagar Bawaslu Jember yang rusak.
Selanjutnya mengamati aksi unjuk rasa yang sudah mulai tidak kondusif. Tak lama kemudian, Bayu mengajak perwakilan massa masuk kembali ke dalam kantor Bawaslu Jember.
Bayu bersama Ketua Bawaslu Jember Sanda Aditya Pradana dan Komisioner Ummul Mu Minat berdiskusi di sebuah ruangan khusus. Saat itu juga ada perwakilan demonstran yang turut masuk bernama Rully Efendi.
Namun, tak lama kemudian Rully diminta keluar oleh perwakilan massa lainnya. Mereka tidak ingin ada pembicaraan empat mata, agar tidak menimbulkan persepsi yang beragam. Rully akhirnya keluar dari ruangan tersebut dan bergabung dengan perwakilan massa lainnya.
Setelah proses mediasi dianggap cukup, Bayu kemudian mengajak Sanda Aditya Pradana dan Ummul Mu Minat menemui massa.
Bayu kemudian mengingatkan massa agar tidak melakukan aksi perusakan. Selain itu, juga meminta massa agar mematuhi regulasi yang ada di Bawaslu.
“Yang didatangi massa bukan hanya kantor Bawaslu Jember tetapi juga ada gedung Sentra Gakkumdu. Segala perusakan bisa berujung pidana. Biarkan Bawaslu bertindak secara profesional, awasi bareng-bareng. Kalau ada yang tidak benar, silakan koreksi,” katanya.
Namun, imbauan tersebut langsung direspons oleh peserta aksi, Kustiono Musri dan Mahathir Muhammad. Intinya mereka tetap menginginkan Bawaslu Jember membuktikan bahwa bisa menindak tegas JT.
Bayu kemudian menegaskan, kehadiran dirinya di Kantor Bawaslu bukan untuk saling menyalahkan, tetapi ingin membantu mencarikan solusi. Karena upaya menyelesaikan terkait pelanggaran netralitas dan profesionalitas juga menjadi tanggung jawab Polri.
“Jadi tolong jangan dipersepsikan negatif. Kehadiran saya di sini untuk memediasi. Menjembatani kebutuhan massa terhadap pihak yang dituntut. Apa yang bisa diakomodasi agar segera diakomodasi, tetapi yang berkaitan dengan mekanisme yang telah diatur dengan jelas jangan dipaksakan,” Tegasnya.
Setelah melalui mediasi tersebut, Ketua Bawaslu Jember Sanda Aditya Pradana akhirnya bersedia menelepon JT. Namun, saat dihubungi, nomor JT tidak aktif.
Atas kenyataan itu, sebagian demonstrasi menyeletuk bahwa hal itu sudah direkayasa. Namun, warga akhirnya meminta Sanda mengirim pesan suara WhatsApp kepada JT. Keinginan itu langsung dipenuhi.
Sanda kemudian mengirim pesan suara melalui aplikasi WhatsApp kepada Jovita. Dalam pesannya, Sanda meminta Jovita mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan di luar tugasnya sebagai panwascam.
“Bagaimanapun kamu (Jovita) harus mempertanggungjawabkan apa yang kamu perbuat. Laporan sudah masuk ke Bawaslu Jember, harus segera klarifikasi tindakan yang kamu perbuat di luar sebagai petugas pemilu,” katanya sambil menunjukkan bukti bahwa pesan suara telah terkirim ke JT.
Tak hanya itu, Sanda berjanji juga akan mengirim surat edaran kepada seluruh panwascam di Jember, agar tidak meniru tindakan yang dilakukan JT.
Lebih jauh Sanda menyampaikan terima kasih kepada AMP2J yang telah melakukan fungsinya sebagai pengawas partisipasi. Sebab, sudah seharusnya pengawas juga harus diawasi oleh masyarakat.
“Saya menyampaikan terima kasih, ini adalah bentuk kritik kepada kami. Bagaimanapun pengawas tetap harus diawasi. Baik tidaknya lembaga kami masyarakat yang menilai,” pungkasnya.
Diketahui dalam pesan suara yang beredar di WhatsApp, perempuan diduga berinisial JT mengajak anggota di bawahnya memenangkan salah satu pasangan calon. Bahkan, JT menyatakan siap pasang badan untuk memastikan anggota di bawahnya itu kembali bertugas saat ada pesta demokrasi.
Dalam pesan suara itu, JT juga terang-terangan bahwa dirinya sebagai panwascam tidak mau munafik. Ia menegaskan juga butuh bantuan suara.
Advertisement