Ketua APPBI Jatim Berharap Surabaya Tidak PSBB
Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi menyayangkan kebijakan pemerintah yang akan menerapkan PSSB Jawa-Bali.
Menurut Sutandi, kebijakan ini tidak relevan bila diberlakukan di Surabaya, sebab saat ini Surabaya masih dalam zona oranye.
"Saya pemerintah memukul rata daerah. Padahal Surabaya tidak lagi berpotensi untuk menjadi sentral penyebaran Covid-19," ujar Sutandi, Kamis, 7 Januari 2021.
Sutandi mengatakan, bila kebijakan PSBB diterapkan kembali dengan sistem mall tutup jam 7 malam dan FnB hanya boleh menerima pelanggan 25 persen, ini dapat membunuh ekonomi Surabaya yang mulai menggeliat.
"Hari ini saja saya sudah medapatkan keluhan dari grup FnB. Bila PSBB diberlakukan kembali 600 karyawan akan dirumahkan. Mereka akan mejadi golongan paling terdampak," kata Sutandi.
Sutandi berharap, pemerintah pusat memperhatikan kondisi penyebaran di daerah-daerah. Karena, setiap daerah kondisinya berbeda. Ada yang berada dalam zona kuning, oranye, dan merah.
"Saya berharap pemerintah pusat mendengarkan keluhan kami. Surabaya berbeda dengan Jakarta, di Jakarta semua gedung perkantoran menjadi klaster penyebaran Covid-19. Tapi di Surabaya beda situasinya," katanya.
Ia menambahkan, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang paling penting ialah menerapakan protokol kesehatan dengan ketat.
"Saya melihat, kita akan hidup berdampingan dengan virus corona yang penting protokol harus diperketat. Mulai dari pakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak," katanya.
Advertisement