Ketoprak, Kuliner Rakyat Betawi yang Disukai Kalangan Selebritis
Kuliner Betawi yang satu ini cukup unik. Namanya sama dengan salah satu kesenian tradisional di Solo Jawa Tengah, yaitu "Ketoprak". Bedanya, kalau ketoprak Solo untuk menghibur masyarakat, disertai dengan lawakan yang membuat orang tertawa, sedang ketoprak Betawi untuk dimakan supaya membuat perut kenyang.
Bahkan makanan kombinasi tahu goreng, ketupat, bihun, tauge, irisan mentimun, krupuk dan sambal kacang ini, disukai banyak orang.
Anehnya, sampai sekarang makanan khas Indonesia ini belum diketahui secara pasti asal-usulnya, dan bagaimana ceritanya sehingga dinamakan ketoprak. Ada yang menyebut makanan ketoprak asalnya dari Jakarta, kemudian dikembangkan oleh masyarakat Cirebon.
Sedang Ketoprak disebut kependekan dari kalimat 'Ketupat toge digeprak'. Walaupun asal-usulnya belum jelas, makanan ketoprak sendiri lebih sering dijumpai di pinggir-pinggir jalan di Jakarta pun dari penjual keliling, karena tergolong makanan rakyat dan harga terjangkau.
Sekarang harga per porsinya Rp15.000. kalau ditambah telur menjadi Rp18.000. Latar belakang penjualnya beragam, ada yang berasal dari Cirebon, Indramayu dan Tegal.
Sedang ketoprak keliling di kawasan Masjid Istiqlal, dan Tanah Abang yang menggunakan gerobak dorong. Penjualnya didominasi orang Madura. Mereka berbaur dengan penjual kopi keliling yang tinggal sekampung di Bangkalan, Sumenep dan Sampang Madura.
Makanan Sehat
Salah seorang pedagang Ketoprak asal Cirebon, Jawa Barat, yang biasa dipanggil Kang Johari, menceritakan kalau ketoprak Cirebon umumnya buka pada malam hari dan mangkal di suatu tempat, tidak keliling.
Ia menyebut semua orang suka makan ketoprak, termasuk kalangan selebritis dan orang gedongan, yang selama ini menjadi pelanggannya. "Bedanya, kalau selebritis pesan untuk dibawa pulang, tidak ada yang makan di tempat, malu makan di pinggir jalan, atau takut mobilnya keberet kali," kata Kang Johari sembari tertawa.
Pelanggannya dari kalangan selebritis cukup banyak, tapi ia tidak ingin membedakan dengan pelanggan yang lain, tetap dilayani dengan baik sesuai antrean.
Ia melihat pelayanan menjadi bagian yang penting supaya pelanggan tidak kapok, dan mau datang lagi. Teori ini dipegangnya.
"Saya sering membeli ketoprak di sini, untuk dimakan ramai-ramai bersama keluarga di rumah. Selain bumbunya sedap juga bersih," ujar seorang ibu ketika ditanya alasannya menyukai ketoprak Kang Johari.
Ibu yang tinggal di daerah Senayan memesan lima bungkus untuk tamunya dari Magelang.
Saat ditemui di tempat mangkalnya di komplek Perumahan Setneg Kemanggisan Hilir Jakarta Barat, Johari menyebut ketoprak tergolong makanan sehat. Tidak menggunakan bahan berbahaya bagi kesehatan, maka banyak yang menyukai.
Ia bersyukur selama 35 tahun jualan ketoprak, tepatnya sejak 1988 sampai sekarang, belum ada pelanggan yang protes. Di samping itu, omset penjualannya cukup stabil.
Pernah semalam mencapai 100 porsi, sampai kehabisan tahu, supaya pelanggannya tidak kecewa tahunya diganti telur dadar. "Alhamdulillah Gusti Allah sepertinya menetapkan rezeki saya dari jualan ketoprak," ujar bapak tiga anak yang pernah bekerja sebagai kuli bangunan dan pedagang nasi goreng keliling.
Tergantung Ulekan
Dari jualan ketoprak ini Johari bisa menyekolahkan putri sulungnya Eri Vitriani menjadi seorang bidan, dan sekarang sudah bekerja di sebuah rumah sakit di Cirebon.
Putra keduanya lulusan SMK sedang yang bungsu Madrasah Tsanawiyah. "Anake kepingine kuliah tapi bapake nggak punya bondo, ludes waktu korona," katanya dengan logat Cirebonan
Kondisi yang tidak menyenangkan pada saat COVID-19 itu juga menimpa pedagang ketoprak Abas Gunawan, yang mangkal di depan pertokoan Tokem, Jalan Kemanggisan. "Waktu itu saya babak belur, selama dua tahun pembeli sepi. Alhamdulillah sekarang mulai bangkit," kata Abas saat akan berangkat menuju pangkalan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya di Kampung Rawa Timur, Kebun Jeruk.
Istrinya terlihat ikut membantu suaminya mendorong gerobak saat melewati jalan menanjak. Kang Johari maupun Abas mengatakan meski sama ketopraknya, tapi soal rasa bisa berbeda. Dan yang bisa menilai adalah pelanggan sendiri. "Tergantung cara meracik dan ngulek bumbunya," ujar Abas.
Ia jualan ketoprak sejak tahun 1989, waktu itu harga ketoprak masih Rp400 per porsi.
Bahan Ketoprak
Ketoprak layaknya pecel dan gado-gado bisa diracik sendiri dengan mudah untuk dinikmati bersama keluarga di rumah. Bahan membuat ketoprak di antaranya taoge, bihun, lontong, tahu putih, air, bawang putih, garam, minyak goreng, bumbu kacang, kacang tanah kulit yang digoreng, asam jawa, cabai rawit merah, gula merah, kerupuk kanji yang digoreng, kecap manis, dan bawang merah goreng .
Advertisement