Ketika Mumbai Dibuat Klepek-klepek oleh Luar Biasanya Borobudur
Tiga hari ini Indonesia punya tambahan teman-teman baru yang asyik. Namanya, Wisman India. Orangnya tinggi besar-tinggi besar. Guede-guede. Khas pula penampilannya.
Spendingnya juga besar, USD 903. Length of stay-nya lumayan lama, 5-6 hari. Angka outbondnya pun tinggi 20,3 juta orang per tahun. Dan orang yang seperti ini, ada 500 juta di India sana.
Pasarnya memang sangat gemuk. Sangat menarik. Karenanya jurus tebar pesona pun langsung dihidupkan. Wisman India langsung didekati. Dirayu.
Lewat media dan blogger ternama di Mumbai, India, mereka diundang Famtrip ke Indonesia. Bali, Jogjakarta dan Solo jadi sasaran tembaknya. Dan semuanya, diajak ke tempat yang punya kedekatan emosional dengan negaranya. Sasaran pertama, Candi Borobudur.
Siapa sih yang tak kenal Borobudur? Candi yang sudah dikunjungi banyak tokoh dunia? Yang diakui UNESCO sebagai salah satu dari UNESCO Heritage Site? Candi Budha terbesar di dunia?
Coba deh simak aktivitas famtrip media dan blogger India, pada Rabu (25/4). Seluruh rombongan dibuat terpana oleh keanggunan salah satu destinasi prioritas itu.
"Banyak video pendek yang saya ambil. Ini luar biasa keren. Hasil editan videonya pasti bagus," tutur Shanice Sunil Shreshtha, seorang lifestyle diary dan blogger dari India.
Statemennya tadi dibuat tanpa rekayasa. Semua meluncur apa adanya. Fakta yang terekam di lapangan, Borobudur memang world class. Memang fenomenal. Memang top markotop.
Situs yang kerap memuat artikel dan foto geografi, sejarah, dan budaya terkemuka di dunia, National Geographic, sampai ikutan menobatkan Borobudur di top 3 Iconic Adventure dunia.
"Saya belum pernah melihat candi semegah ini. Luar biasa indahnya,” timpal Mahalaksmi Ganesh Narayan, jurnalis Times of India.
Bila Borobudur dimuat di koran tempatnya bekerja, daya kejutnya pasti luar biasa. Maklum, The Times of India sangat berpengaruh.
Koran ini memiliki sirkulasi terbesar di antara semua surat kabar berbahasa Inggris di dunia. Sirkulasinya mencapai 3.146.000 eksemplar setiap hari.
“Saya akan coba menggali angle menarik dari Borobudur,” ucapnya.
Seluruh peserta famtrip yang dikoordinir Kemenpar itu terlihat serius menyimak desain dan detil candi Budha terbesar di dunia yang rumit itu.
Semua serius menyimak penuturan guide yang kaya cerita dan filosofi. Tak ada yang bisa menyanggah. Tidak ada yang protes. Semua seakan sepakat mengatakan bahwa kemegahan Borobudur ada di atas rata-rata.
Keanggunannya tak kalah dengan Machu Picchu di Peru dan Petra di Jordania.
Reliefnya saja sudah bercerita banyak. Kalau ditotal, jumlahnya mencapai 2.672 ukiran relief.
Itu belum termasuk hamparan 600 patung dan stupa Buddha. Semuanya dianggap sebagai keajaiban karya manusia. Tak bisa ditemui di belahan dunia manapun.
“Mengunjungi candi Budha terbesar di dunia itu sangat mengesankan. Luar biasa,” lanjutnya.
Jangankan rombongan famtrip media India. Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama juga sudah dibuat terpana.
Begitu juga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, aktor Richard Gere, pesepak bola David Beckham, hingga Charlie Chaplin. Yang terucap dari mulut mereka hanya kalimat yang wow.
“Indonesia sangat beruntung punya candi yang demikian hebatnya. Warga India yang berlibur ke Indonesia, saya sangat anjurkan datang ke Borobudur,” timpal Nisha Jha, blogger India lainnya.
Menpar Arief Yahya pun tak ingin ketinggalan momentum. Dia ikut mengamini. Menteri asal Banyuwangi itu sepakat dengan testimoni media dan blogger dari India tadi. Baginya, Borobudur memang hebat. Levelnya sudah kelas dunia.
“Sengaja kita ajak mereka ke sana untuk merasakan atmosfir magis dari candi Budha terbesar di dunia. Setelah meraka melihat dan merasakan langsung, mereka pasti akan langsung memviralkannya."
Blogger ke jutaan followernya, sementara media ke pembaca setianya. Indirect impact dan media value blogger dan media India itu luar biasa.
"Apalagi Borobudur sudah diakui dunia merupakan sumber inspirasi. Warisan budaya dunia dengan logo UNESCO. Jadi terimakasih atas pujiannya terhadap Borobudur. Salam Wonderful Indonesia," kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (*)