Ketika Italia Menyerang
Italia dan Catenacchio? Strategi parkir bus di depan gawang lalu mencari peluang counter attack dengan cepat sudah tidak terlihat lagi pada Tim Italia di Euro 2020 ini. Tidak ada bekasnya. Yang ada adalah sepakbola menyerang yang percaya diri ala Italia.
Persisnya, ala film koboi spaghetti Italia. Skenarionya tidak rumit, penuh tembak-tembakan, dan jagoan selalu menang. Penonton pun terhibur. Masih ingat Franco Nero?
Kontraskan dengan Catenacchio yang sama sekali tidak menarik ditonton. Karena lawan pun sudah mengantisipasi dengan justru memperkuat pertahanannya, dan bukannya menyerang total. Lawan pun tahu mereka dipancing untuk menyerang, lalu diserang balik dengan cepat. Yang muncul adalah kedua tim yang saling menunggu untuk menyerang.
Strategi seperti ini memang bagus dipakai sekali-sekali, untuk mengelabui lawan, seperti yang dilakukan oleh Ali terhadap Foreman dengan Rope-a-dope. Atau kalau pemain tinggal 10 orang dan bertahan untuk mendapat kesempatan adu penalti seperti yang dilakukan Swiss terhadap Spanyol. Tapi tidak bisa dilakukan terus-menerus.
Lagi pula, Italia mempunyai materi pemain dan talenta yang dalam. Kombinasi Insigne (Napoli), Immobile (Lazio), dan Chiesa (Juventus) di depan, serta Barella (Inter), Jorginho (Chelsea), Verratti (PSG) di tengah siap merobek pertahanan lawan. Sementara pertahanan Italia diawaki oleh duo Juventus, Chiellini dan Bonucci. Jangan lupa ada juga penjaga gawang Donnarumma yang debut di AC Milan pada umur 16 tahun.
Pasukan Roberto Mancini ini mampu menetralisir Lukaku dkk, sambil menjebol gawang Courtois semalam. Padahal, Belgia adalah ranking pertama FIFA dalam turnamen ini.
Di semifinal, Italia akan berhadapan dengan Spanyol yang menang dengan susah payah melawan Swiss. Tampaknya koboi-koboi Italia punya kesempatan besar untuk menang. Tentu saja kalau kualitas permainan semalam bisa dipertahankanj atauh bahkan ditingkatkan.