Ketika Gibran dan Kaesang Masuk Bursa Wali Kota Solo
Hasil survei Universitas Slamet Riyadi (Unisri) yang memasukkan dua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk bursa calon Wali Kota Solo langsung ditangkap PKS. Bahkan PKS membuka kesempatan Gibran dan Kaesang bisa maju melalui partainya.
"Radar PKS memang memasukkan dua putra Pak Jokowi, Gibran dan Kaesang," kata Sekretaris Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP PKS, Suhud Alynudin, Sabtu 27 Juli 2019.
Hubungan PKS dengan keluarga Jokowi memang sudah berlangsung lama. Bahkan saat pilkada Solo tahun 2010 silam, PKS dan beberapa partai koalisi berhasil mengusung dan memenangkan Jokowi yang saat itu berpasangan dengan FX Hadi Rudiyatmo.
Saat itu, Jokowi bisa berhasil menjadi wali kota dan mengalahkan pasangan Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Sementara itu, sambutan yang sama juga diungkapkan Ketua DPC PDI Perjuangan yang juga Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
"Silakan maju, kami tentu menyambut gembira kalau memang minat dan masyarakat menginginkan," kata Rudy di Balai Kota Surakarta, Jumat 27 Juli 2019.
PDI Perjuangan, kata Rudy, tentu membuka peluang yang lebar bagi dua putra Jokowi tersebut. Namun jika memang berminat, dua putra Jokowi tersebut tetap harus mengikuti mekanisme partai.
"Semua ada mekanismenya, prinsipnya PDI Perjuangan terbuka kepada siapapun termasuk Mas Gibran," kata Rudy.
Sebelumnya, Unisri Surakarta merilis hasil survei mereka yang menempatkan Gibran dan Kaesang sebagai dua kandidat dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi.
Ada 766 responden yang disurvei dan hasilnya Gibran dan wakil wali kota Solo saat ini, Achmad Purnomo mendapatkan angka tertinggi sebanyak 90 persen untuk popularitas dan Kaesang di urutan berikutnya dengan 86 persen.
Sedangkan dari sisi akseptabilitas, Achmad Purnomo mendapatkan angka tertinggi dengan 83 persen kemudian disusul Gibran, Ketua DPRD Surakarta Teguh Prakosa serta Kaesang.
Ketua Lab Kebijakan Unisri Surakarta, Suwardi mengatakan, nama-nama yang muncul ini berdasarkan focus group discussion (FGD) yang dilakukan bersama para tokoh di Kota Solo.
"Kita FGD setelah muncul nama baru kita lakukan survei," kata Suwardi. Survei ini dilakukan dengan teknik random sampling di 96 titik dengan masing-masing responden delapan orang dengan margin of error plus minus 4 persen.