Ketersediaan Ruang Rawat Inap di RSUD Cepu Mulai Longgar
Ketersediaan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soeprapto Cepu, Kabupaten Blora mulai longgar. Setelah sebelumnya mengalami lonjakan pasien.
Pasien kini sudah bisa didistribusikan ke ruangan masing-masing, dan hanya pasien gawat darurat yang perlu penstabilan yang masih di IGD.
Menurut Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, drg Wilys Yuniarti, saat ini semua jenis kamar rawat inap, mulai dari VIP, kelas 1, 2, dan 3 sudah tersedia. Sebelumnya, kamar-kamar tersebut penuh.
Dikatakannya, untuk Kamar VIP diisi 1 pasien, Kamar Kelas 1 diisi 2 pasien, Kamar Kelas 2 diisi 2 pasien dan Kamar Kelas 3 diisi 3 pasien.
"Kasus terbanyak di rumah sakit saat ini adalah kasus penyakit dalam dan bedah dewasa," kata Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, drg Wilys Yuniarti, Selasa 19 Maret 2025.
Tercatat, terdapat 30 pasien dewasa dengan kasus penyakit dalam dan bedah, dan 4 pasien anak dengan kasus Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasus DHF sendiri dikabarkan sedikit mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, drg Wilys Yuniarti enggan menjelaskan jumlah pasien selama 3 bulan berjalan ini.
Selain itu, terdapat pula pasien dengan keluhan panas, mual, dan muntah.
Untuk mengatasi lonjakan pasien sebelumnya, pihak rumah sakit telah melakukan beberapa langkah.
Antara lain, menambah jumlah kamar rawat inap, menambah tenaga kesehatan dan mempercepat manajemen terkait pelayanan bagian penunjang.
"Kami berharap dan mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, serta selalu cek kesehatan secara rutin," ujar drg Wilys Yuniarti.
Sebelumnya diberitakan, Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soetijono Blora belakangan ini dipenuhi pasien. Rata-rata mereka, para pasien berkeluh demam dan dicurigai Demam Berdarah Dengue (DBD).
Saat sidak, Bupati Blora, H. Arief Rohman beberapa waktu lalu minta agar warga waspada dan menjaga kesehatan.
Begitu mendengar bahwa ada lonjakan pasien di IGD RSU Blora, Bupati Arief dengan didampingi Kepala Dinkes Blora sempatkan sidak. Dia menemui beberapa pasien dan menyemangati para tenaga kesehatan di rumah sakit setempat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
''Akhir-akhir ini IGD RSUD dr. Soetijono Blora ternyata pasiennya penuh. Kebanyakan mengeluh demam dan mengarah ke demam berdarah. Untuk itu kami minta para dokter dan tenaga kesehatan meningkatkan pelayanan. Ikan sepat, ikan gabus dan ikan lele. Bekerja cepat, kerja bagus, tidak bertele-tele,'' tandas Bupati di sela-sela sidak seperti dikutip dari media.
Kepala Dinkes Blora, Edy Widayat ketika dikonfirmasi menyatakan hal yang sama.
Dijelaskannya, pasien yang memenuhi IGD RSU Blora tidak semuanya menderita Demam Berdarah.
"Namun demikian memang akhir-akhir ini ada peningkatan kasus DBD. Untuk itu warga harus waspada,'' tandasnya, beberapa waktu lalu.
Diketahui, untuk kasus DBD di Blora selama tahun 2023, angkanya terdapat 266 kasus, dan dari kasus yang ada 12 di antaranya meninggal dunia. Untuk itu Dinas Kesehatan Blora mengingatkan warga untuk waspada dengan serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal itu menyusul akhir-akhir ini cuaca tidak menentu, cenderung intensitas hujan tinggi.
Berikut 10 dari 16 kecamatan yang ada di Blora yang kasus DBD nya cukup besar. Masing-masing, Kecamatan Blora 37 kasus, Ngawen 29, Kunduran 25, Kecamatan Tunjungan ada 26 kasus.
Selanjutnya, Kecamatan Cepu 23 kasus, Randublatung 23, Japah 17, Bogorejo 12, dan Kecamatan Banjarejo ada 12 kasus.
Selama ini dari Dinkes sendiri selalu gerak cepat manakala ditemukan kasus DBD di wilayah tertentu. Seperti baru-baru ini, sebanyak 90 rumah di Kelurahan Tegalgunung, Blora Kota, di fogging setelah ditemukan adanya kasus DBD.
Hanya saja, diingatkan, kegiatan fogging tersebut bertujuan untuk mengendalikan vektor penyakit khususnya nyamuk. Yakni, hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur ataupun jentik nyamuk.
Justru yang paling efektif, masyarakat dihimbau untuk giat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dengan melakukan 3M plus. Dikarenakan kemungkinan perkembangbiakan nyamuk akan terus meningkatkan terutama di musim hujan.
Selain itu, dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD di Blora, Dinkes telah menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas yang ada di Blora, untuk melakukan sejumlah kegiatan. Diantaranya, melakukan fogging atau pengasapan, termasuk menggiatkan PSN.
''Termasuk melakukan penyuluhan kesehatan, PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala), PE kasus & PSN dengan 3 M rutin tiap seminggu sekali,'' tandas Edy Widayat.