Keterlibatan Warga Dibutuhkan untuk Merawat Jalan
Ada ungkapan yang menyatakan merawat lebih susah dibandingkan dengan membuat, ternyata ada benarnya juga untuk perawatan di Trans Papua di kilometer (KM) 0 sampai dengan kilometer (KM) 18.
Jalan sepanjang 18Km ini memang menjadi jalan utama di pusat kota Sorong yang sudah mulai padat penduduknya. Edukasi kepada warga Sorong untuk ikut bertanggungjawab merawat jalan nasional ini, menjadi pekerjaan rumah bagi Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Provinsi Papua Barat (Sorong) dan pemangku kepentingan lainnya.
Salah satu keluhan utama dalam perawatan jalan di kilometer (KM) 0 sampai dengan kilometer (KM) 18 adalah masalah sampah yang seringkali menyumbat saluran pembuangan di sepanjang jalan ini. Masalah saluran pembuangan ini, bagi warga awam mungkin tak berhubungan dengan kondisi jalan. Tapi, sesungguhnya sangat berkaitan erat. Karena salah satu musuh utama aspal adalah adanya air yang menggenang.
"Kami sering menemukan saluran pembuangan yang tertutup oleh sampah. Pada akhirnya saluran yang tersumbat ini menyebabkan banjir. Ini tentu saja memperpendek umur aspal," kata Patar Damanik, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) II 02, Pelaksana Jalan Nasional II Sorong.
Sampah yang menyumbat saluran pembuangan ini, diperparah lagi dengan kondisi kota Sorong karena banyak aktivitas galian C yang mengambil batu-batuan dan pasir. Banyak truk penambangan pasir dan batu di dalam Kota Sorong tanpa penutup terpal. Akibatnya debu dan pasir dari bak truk banyak berterbangan sepanjang perjalanan truk.
Dari debu yang berterbangan ini, kemudian menutupi permukaan jalan. Yang pada akhirnya kemudian masuk ke dalam saluran pembuangan. Lambat laun, debu-debu yang masuk dalam saluran pembuangan tersebut kemudian membuat sedimentasi atau pendangkalan. Sudah bisa ditebak dampaknya, air meluap ke badan jalan karena saluran pembungan tak mampu mengalirkan.
"Repotnya lagi, kalau membersihkan sedimentasi itu, banyak saluran yang sudah ditutup secara permanen. Ada pula yang saluran pembungan yang malah sudah dibuntu," kata Patar Damanik, Pejabat Pembuat Komitmen PJN II Sorong.
Air yang menggenang atau banjir ini jelas akan mengurangi umur aspal. Umur aspal yang seharusnya bisa bertahan antara 10-15 tahun, menjadi semakin pendek karena terlalu sering mengalami genangan air. Ini tentu saja merugikan pengguna jalan yang lebih senang jalan mulus.
"Kami mengimbau agar warga untuk ikut serta dalam merawat jalan. Caranya jangan buang sampah sembarangan dan jangan menutup lubang pembuangan secara permanen. Kita kesulitan untuk membersihkan sedimentasinya," kata Patar