Keterbatasan Melihat, Kawan Netra Tunjukkan Bakat Bermusiknya
Suara merdu Syirin Salsabila memukau ratusan orang yang hadir di panggung IFI Surabaya, beberapa waktu lalu. Ia tergabung dalam Kawan Netra Band. Dari nama band tersebut bisa diketahui bahwa para personelnya punya keterbatasan dalam penglihatan.
Kekurangan fisik itu tak jadi masalah bagi Syirin dkk. Buktinya, mereka tampil membawakan lagu berbahasa Prancis dengan baik. Syirin Salsabila tampil di panggung IFI Surabaya, Sabtu 24 Juni 2023, bersama Iko Eric Tegar Wicaksono sebagai drummer, Febrian Valentino (bass), Ade Dwi Cahyo Putra (keyboard), dan Muhammad Faizal Amsyar (gitar).
Pendamping Kawan Netra Band, Wildan Nasruddin mengatakan, band ini terbentuk di IFI saat pertama kali membuka audisi pada 2022. Kawan Netra Band berada dalam naungan organisasi Komunitas Tuna Netra Surabaya.
"Kawan Netra ini di bawah naungan yayasan urunan kebaikan. Jadi ada bidang entertainment yang dikhususkan bagi teman-teman tuna netra yang punya bakat untuk berkembang," kata Wildan kepada Ngopibareng.id.
Wildan mengungkap, Kawan Netra Band beranggotakan 15 orang. Sehingga mereka bisa tampil bergantian. Para penonton akan dihibur secara bergantian oleh personel Kawan Netra.
"Jadi kami sistemnya copot pasang, kalau ada yang berhalangan kami ambil satu untuk menggantikan," papar Wildan.
Berbeda dari grup band kebanyakan yang berfokus pada genre musik tertentu, Kawan Netra Band justru bisa tampil dengan format musik yang berbeda-beda.
"Formatnya tergantung permintaan biasanya, kadang ada yang akustik band atau lainnya. Kalau genre musik yang paling sering dibawakan metal dan pop," terang pria yang setia mendampingi Kawan Netra Band.
Tampil di panggung IFI Surabaya memakan waktu latihan yang cukup lama, hampir tiga minggu persiapannya. Kendalanya ialah lagu yang dibawakan berbahasa prancis.
"Ada kak Gusti yang mendampingi kawan-kawan untuk pelafalan bahasa Prancis. Jadi mereka fokus mendengar dan melafalkan," imbuh Wildan.
Cara Kawan Netra Band Bermusik
Semua personel Kawan Netra Band tak bisa melihat atay tuna netra. Hebatnya, mereka bisa bermusik secara profesional. Ade Dwi Cahyo Putra menceritakan, proses latihan mereka sebelum tampil diatas pentas juga hampir sama dengan band pada umumnya.
"Kami fokus untuk mendengarkan dan pelafalannya. Kalau alat musik kami dengarkan dulu melodinya lalu kami ngulik sendiri," cerita sang keyboardis.
Ade, sapaannya, memiliki bakat main keyboard saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Awalnya, ia hanya mendengarkan teman sekelasnya bermain keyboard saat jam istirahat sekolah.
"Belajar keyboard dari kelas 3 SD. Caranya dulu itu otodidak, lihat contoh permainan dari sekolahan terus di praktekkan," ungkap remaja berusia 17 tahun ini.
Untuk mengasah bakatnya, Ade setiap hari meluangkan waktu lima sampai 10 menit untuk berlatih. Meski memiliki keterbatasan secara fisik, Ade dan Kawan Netra Band tak memiliki keterbatasan untuk meraih cita-citanya.
Dalam waktu dekat, Kawan Netra Band ingin meluncurkan single hasil kerja keras mereka sendiri.
"Harapannya ingin buat lagu dan go international. Aamiiin," tandasnya.
Advertisement