Ketel Leher Angsa Bisa Jadi Ular Kobra, Pengalaman Unik di Coffee on Train
Ngopi Bareng KAI di 13 stasiun Lintas Jawa sudah usai. Mulai hari ini 200 barista kopi yang sempat terlibat di dalam even dua hari itu kembali ke aktivitas masing-masing.
Barista yang bekerja di coffeeshop, ya kembali ke tempat bekerjanya. Barista yang juga owner langsung di kedai kopinya, juga kembali mengurus kedainya. Barista yang memiliki warung atau sedang merintis berdirinya sebuah warung kopi, balik lagi dengan segudang imajinasinya.
Acara cukup menggugah itu boleh saja usai, namun kesan panjang yang membekas boleh jadi sepanjang kereta atau rel kereta api itu sendiri.
Sawir Wirastho, misalnya, hari ini badannya masih serasa berguncang-guncang seperti masih di dalam gerbong kereta api. Serasa masih berupaya menjaga keseimbangan badan agar mampu mengikuti akselarasi goyangan kereta.
"Maklumlah mas, 2 hari di gerbong kereta. Jarak jauh pula, PP Malang-Jakarta. Sementara yang ngopi tidak berhenti. Ada saja yang diminta," kata Sawir kepada Ngopibareng.id.
Rasanya juga, lanjut dia, tangan kanannya masih mengendalikan ketel leher angsa. Sesekali menahan nafas agar air panas di dalamnya tidak muncrat-mucrat ketika dituangkan ke obyek kopi.
Begitu banyak rasa sehingga ketika hari ini dia harus turun dari kereta serta membawa pulang seperangkul peralatan menyeduh kopi, sensasinya masih lengket seperti rasa petis Sidoarjo.
Lengketnya rasa itu membuat Sawir Wirastho dari Kedai Cangkir Laras di Kepanjen, Malang, merasa perlu membagi ilmunya saat menyeduh kopi di gerbong kereta api yang sedang melaju kencang. Begini katanya:
"Manual brewing, apapun bentuknya, jadi atraksi menarik tidak hanya di bar-bar kedai kopi, tetapi juga dahsyat di dalam gerbong kereta. Tetapi di kereta bisa berbeda, Rockpresso misalnya, bisa rasa dangdut. Bergoyang-goyang. V60 malah lompat-lompat seperti goyang dombret.
Jangan coba-coba pakai alat Chemex atau Shypon jika masih sayang alatmu.Cukup pastikan teknik tubruk saja, pasti yahud. Kalau nekat, gila namanya. Alat dimungkinkan akan jatuh dari meja seduh akibat guncangan kereta.
Bayangin saja, ketel leher angsanya bisa berubah jadi ular kobra ketika kita menyeduh kopi dengan cara normal. Sebab, ujung ketel, yang berisi air panas bisa menyengat tangan sendiri.
Artinya, tangan sendiri bisa ketuang air panas. Sementara, alat seduh kopi yang mestinya dituang air panas malah melompat entah kemana. Kopi juga tumpah bertebaran. Lucukan jadinya kalau pemandangan begini sampai dilihat customer yang sedang meminta kopi." (*)
Advertisement