Keteguhan Masturoh, Ditinggal Mati Anak Saat Berangkat Haji
Masturoh, 87 tahun, jemaah haji asal Bendogerit Kecamatan Sanan Wetan, kabupaten Blitar sungguh beruntung memiliki anak yang berbakti pada orang tuanya. Berkat kegigihan anak-anaknya akhirnya janda almarhum Abdurrahman ini akhirnya terpanggil untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
Ia berangkat sendiri tanpa ada pendamping. Tiba di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Azis (AMAA) Madinah pada Sabtu, 27 Mei 2023 dini hari melalui embarkasi Surabaya. Meskipun tidak bisa jalan, namun keteguhan dan semangatnya patut dicontoh. Ia tidak patah semangat meski harus didorong dengan kursi roda.
Saat diwawancarai ketika tiba di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Azis Madinah, Masturoh mengaku tidak ada doa khusus menjalankan kewajiban 5 umat muslim. Ia hanya rutin shalat tahajud setiap malam.
Masturoh figur ibu yang penyayang, meski sebelumnya tak terlintas dalam benaknya bisa berangkat haji. Namun, berkat daya san upaya anak-anaknya yang berjumlah 11 orang itu akhirnya Masturoh hanya menunggu 4 tahun untuk bisa menjadi tamu Allah.
Dengan penuh keyakinan dan keteguhan hatinya ia memutuskan untuk tetap berangkat haji tanpa didampingi anak-anaknya. Yang menyedihkan lagi, ketika walimatus sapar anak yang pertama bernama Abdul Halim tiba-tiba sakit stroke, sehingga tidak bisa mengantar ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Keteguhan Masturoh untuk tetap berangkat haji memang tidak bisa dihalang-halangi oleh kesehatan dirinya yang baru sakit selama satu bulan, bahkan ketika anaknya sakit kritis ia tetap memutuskan berangkat ke tanah suci.
Ibrahim, 51 tahun, anak keempat dari 11 bersaudara saat ditemui ngopibareng.id, sempat mengkhawatirkan kesehatan ibunya. Bahkan Ibrahim juga menawarkan kepada ibunya untuk menunda niatnya berangkat haji karena tidak ada yang mendampingi.
“Ibu sempat bilang ke kakak saya saat di rumah sakit, katanya ibu sudah ikhlas bila sewaktu-waktu ditinggal anaknya. Aku ikhlas le, nanti akan aku doakan dari sana,” kata Ibrahim menirukan Masturoh ketika pamit kepada anaknya Abdul Halim di rumah sakit.
Ibrahim bercerita, sebelum ada surat panggilan berangkat haji Ibunya sempat sakit parah, tidak bisa duduk bahkan untuk bergerak miring pun tidak bisa dan harus dibantu anak-anaknya, bahkan untuk makan pun harus disuapi. “Begitu mendengar informasi ada surat panggilan berangkat haji, ibu langsung sehat,” kata Ibrahim.
Begitu mengikuti manasik haji, kata Ibrahim, ibunya mengikuti dengan semangat. Bahkan berangsur angsur kesehatan ibunya semakin membaik.
Kata Ibrahim, Abdul Halim lah yang melunasi ibadah haji ibunya. Bahkan, Abdul Halim ingin mendampingi ibunya berangkat haji dengan ikut mendaftarkan haji. Tapi, karena kebijakan pemerintah bahwa bagi lansia yang berangkat haji tidak dibolehkan didampingi familinya, akhirnya Abdul Halim pun tidak jadi berangkat.
“Kudune aku iso dampingi ibu berangkat haji, tapi karena kebijakan pemerintah akhire tidak bisa. Kakak mengeluh dan mikirin ibunya terus. Sampai akhirnya ia sakit pas sedang walimatul sapar itu,” katanya.
Kekhawatiran Abdul Halim dan adik-adiknya ini sudah sepantasnya karena mengingat sudah orang tua kesehatannya yang sangat risiko berasa di daerah dengan cuaca yang ekstrem. “Mungkin karena mikir terus itu kakak akhirnya sakit stroke dan pas sehari ibu berangkat akhirnya meninggal. Sampai sekarang juga belum dikabari kalau anaknya sudah mendahuluinya,” katanya.
Masturoh sendiri selama berangkat haji juga tidak makan nasi. Ia makan makanan yang lembut-lembut seperti bubur. Karena giginya sudah banyak yang tanggal.
Selama di rumah ibunya makan bubur dan jenang , karena untuk makan giginya bergoyang- goyang, sehingga untuk makan nasi sangat sulit. Dengan kondisi seperti inilah kepergian Masturoh dalam menunaikan ibadah haji menjadi beban pikiran terhadap anak-anaknya.
“Tapi kami akhirnya sumeleh. Ibu telah dipanggil ke tanah suci menjadi tamu Allah. Apapun kehendak Allah tidak bisa dihindari. Kita hanya menjalankan perintahnya. Neng ngendi wae Gusti Allah bakal ngrekso awake dewe (dimanapun tempatnya Allah akan merawat kita). Inilah akhirnya kita sumeleh mendoakan agar ibu mabrur hajinya dan selamat,” katanya.
Ibrahim dan adik-adiknya semakin tenang melepas keberangkatan ibunya sendirian ke tanah suci. Ia juga berharap komitmen pemerintah menjalankan benar tagline haji ramah lansia tahjn 2023.