Kesunyian Wisma Persebaya 'Eri Irianto' di Tengah Meriah Pesta Juara Liga 2
Sore itu, Selasa 28 November 2017, Wisma Persebaya "Eri Irianto" di Jalan Karangayam 1, Surabaya terlihat lengang. Dua pekerja nampak beristirahat usai mengecat atap dan dinding yang mulai terkelupas di Lantai 2.
Di lantai bawah, tidak ada yang berubah. Tiga almari kaca besar masih tidak bergeser dari tempatnya, seperti tujuh tahun lalu. Puluhan piala dari mulai tahun 40 an hingga Piala Liga Indonesia 2004 terpajang rapi.
Diantara deratan panjang piala saksi sejarah kehebatan Persebaya terpampang juga jersey hijau benomor punggung 19 milk almarhum Eri Irianto yang meninggal saat Persebaya melawan PSIM Yogyakarta, 3 April 2000.
Sejak saat itu, manajemen Persebaya mempensiunkan nomor punggung 19 dan mengubah nama Wisma Persebaya menjadi Wisma Eri Irianto untuk memberikan penghormatan kepada pemain yang dikenal memiliki tendangan gledhek.
Selain piala, deratan pigura juga masih terpajang di lorong dinding meunju pintu Lapangan Karangayam yang persis berada di belakang bangunan Wisma Eri Irianto. Tampak foto-foto pemain dan tim Persebaya mulai jaman diperkuat Tan Liong Houw era 30 an, Endang Witasa, Budhi Tantoto hingga jaman Bejo Sugiantoro, Musyid Effendi masih ada meski sudah lusuh.
Sayang, ada dua pigura bersikan foto kenangan era 60 an sudah luntur terkena rembesan air. Sementara di Lantai 2 masih ada juga satu pigura terisi deratan foto-foto ketua umum dan manajer Persebaya.
Sejak empat tahun lalu, pasca tim Persebaya terbelah menjadi dua, kondisi Wisma Eri Irianto ini sudah tak bertuan lagi. Sempat juga digunakan sebagai basis berkumpul bonek dalam melakukan perjuangan mengembalikan nama Persebaya.
Pada April 2017 lalu, Pemkot Surabaya memasang papan pengumanan jika lahan Wisma Persebaya ini milik Pemkot. Pengcab PSSI Surabaya yang juga terjadi perpecahan sempat berang.
Musim ini, Persebaya yang tampil di Liga 2 juga memilih tidak menggunakan Wisma Eri Irianto dan Lapangan Karangayam. Presiden Klub Persebaya Azrul Ananda menginapkan pemain di apartemen dan menggunakan Lapangan Polda Jatim sebagai tempat berlatih.
Dibanding dua atau tiga tahun lalu, kondisi Wisma Eri Irianto saat ini memang lebih terawat. Dinas Pemuda dan Olahraga Surabaya sudah mulai melakukan perawatan, meski tidak renovasi total dan masih ada beberapa atap platfon yang jebol.
Mantan pemain Persebaya Reonald Pieters yang juga pegawai Dispora Surabaya sempat menunjukkan dan bercerita kamar-kamar pemain di Lantai 2, "Dulu Eri Irianto di kamar pojok depan itu. Blok ini untuk pemain senior, yang yunior ada di nomor 3. Yang baru gabung dari klub internal di kamar bawah. Halil kalau mau ke atas malu dia, " kenangnya sambil tersenyum
Sementara di ruang depan yang dulu tempat press room kini berubah menjadi tempat istirahat satpam. Televisi ukuran 21 inchi menyala menunggu pertandingan final Persebaya antara PSMS Medan yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung, "Nonton sini mas, biar gak sepi, " ujar penjaga wisma Eri Irianto kepada ngopibareng.id.
Beginilah kondisi Wisma Persebaya Eri Irianto yang menjadi saksi sejarah tempat melahirkan banyak pemain legenda di Indonesia. Sunyi ditengah gegap gempita pesta perayaan juara Persebaya di Liga 2. (tom)