Kesulitan Hidup, Ujian Guna Meninggikan Derajat di Sisi Allah
Bagi kaum sufi, kesulitan hidup merupakan hal biasa. Karena, tiada beda antara kesusahan dan kenikmatan, karena keduanya merupakan ciptaan Allah.
Guna memperjelas hal itu, berikut merupaka kajian atas Kitab Induk Hikmah, Al-Hikam.
Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam Pasal 32 menulis:
لاَتسْتغـْرِبْ وقـُوعَ الاَكداَرِ مادُمتَ فى هٰذِهِ الدَّار فإنـَّهَا ماأبْرزَتْ الاَّ ماهُوَ مُسْتَحِقّ ُوصْفِها وواجِبُ نَعْتِهَا
"Jangan heran atas terjadinya kesulitan-kesulitan selama engkau masih di hidup dunia ini, sebab ujian itu akan menghasilkan Kenaikan Derajat Di sisi Allah, dan inilah tujuan dunia diciptakan Allah. (Sebagai tempat ujian)."
Penjelasan syarah, disampaikan Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan begini.
Sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu berkata:
"Dunia ini adalah penderitaan dan duka cita, maka apabila terdapat kesenangan di dalamnya, berarti itu hanyalah sebuah keberuntungan. Maka bersyukurlah, dan jika mendapatkan banyak ujian, kesulitan, penderitaan, hinaan, maka bersabarlah, karena semua penderitaan jika sabar dan ikhlas menerimanya, akan diganti Allah dengan Ketinggian Derajat di Sisi Allah, yaitu Surga (Jannah)"
Asy-Syaikh Al-Habib Al-Imam Jafar As-shoddiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad bin Imam Al-Husain bin Imam Ali Radhiyallahu 'Anhum berkata:
من طلب مالم يُخلق اتعبَ نفسه ولم يُرزق. قيل له : وما ذاك؟ قال: الراحة فى الدنياَ
"Barangsiapa (memilih) meminta sesuatu yang tidak dijadikan oleh Allah (untuk jadi tujuan hidupnya), berarti ia melelahkan dirinya dan tidak akan diberi. Ketika ditanya: Apakah itu? Jawabnya: Kesenangan di dunia."
Kesenangan dunia adalah kenikmatan, namun di sisi lain adalah ujian berat. Jika kita terlena dengan kesenangan dunia yang berlebihan ini. Maka tanpa bimbingan Allah. Kita bisa lalai dari tujuan utama, Allah Ta'ala.
Asy-Syaikh Al-Habib Al-Iman Junaid al-Baghdadi Al-Hasani Radhiyallahu Anhu berkata:
"Aku tidak merasa terhina atas musibah yang menimpa diriku, sebab aku telah berpendirian, bahwa dunia ini tempat penderitaan dan ujian dan alam ini dikelilingi oleh bencana, maka sudah selayaknya ia menyambutku dengan segala kesulitan dan penderitaan, maka apabila ia menyambut aku dengan kesenangan, maka itu adalah suatu karunia dan kelebihan. Dan kesenangan adalah juga ujian Allah. Tinggal kita masih ingat Allah, atau lalai dari Allah".
"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda kepada Sahabat Abdullah bin Abbas: Jika engkau dapat beramal kebaikan karena Allah dengan ikhlas dan keyakinan, maka laksanakanlah dan jika tidak dapat, maka sabarlah. Maka sesungguhnya sabar menghadapi kesulitan itu suatu keuntungan yang besar."
Sahabat Nabi, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu berkata kepada orang yang dinasehatinya:
"Jika engkau sabar, maka hukum [ketentuan - takdir] Allah tetap berjalan dan engkau mendapat pahala, dan apabila engkau tidak sabar tetap berlaku ketentuan Allah sedang engkau berdosa."
Maka apapun yang menimpa dirimu tetaplah berserah diri kepada Allah dengan penuh kesabaran, sebab ketentuan Allah pasti akan terjadi padamu.
Kesimpulan
1. Dunia adalah Tempat Ujian Allah.
2. Kesenangan dunia adalah ujian apakah kita syukur nikmat atau justru kufur nikmat, apakah masih ingat Allah Pusat Tujuan, atau lupa Allah.
3. Jika diuji hinaan, cemoohan, fitnah, cacian penderitaan, hutang yang banyak, kesulitan hidup, musibah penyakit, sesungguhnya ujian ini adalah Modul Allah untuk menaikkan derajat kita. Kita sedang dalam perhatian dan cinta Allah.maka solusinya SABAR TANPA BATAS.
Sumber:
Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari, Kitab Al-Hikam, Pasal 32.