Kesombongan Intelektual sebab Intoleransi, Pesan Ketua FKPT Jatim
Kesombongan intelektual menjadi penyebab awal sikap intoleransi di masyarakat. Menganggap diri dan kelompoknya paling hebat serta tumbuhnya sikap agresivitas, makin mempertajam sikap intoleransi.
"Sikap intoleran patut menjadi perhatian kita karena bisa mengarah pada radikalisme. Radikalisme bila dibiarkan akan cenderung menjadi ekstremis dan terorisme. Gejala inilah yang harus kita waspadai bersama," kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim, Dr Hj Hesti Armiwulan SH MHum dalam Workshop bertajuk "Membangun Kesadaran Mencegah Intoleransi dan Radikalisme untuk Mewujudkan Indonesia Harmoni" di Hotel Mercure Mirama Surabaya, Selasa 19 September 2023.
Dalam forum yang digelar kerja sama FKPT Jatim dan DPRD Jatim menghadirkan pembicara Bambang Agus Sangsono SH MH (Kabid Pengkajian dan Penelitian FKPT Jatim) dimoderatori Dra Hj Faridatul Hanum MKom.I (Kabid Perempuan dan Anak FKPT Jatim) dengan sambutan kunci Dr Freddy Poernomo SH MH (anggota Komisi A DPRD Jatim).
Freddy Poernomo menegaskan pentingnya masyarakat dan segenap elemen bangsa guna menjaga keharmonisan di masyarakat. Ia pun menyinggung soal keberagaman kehidupan berbasis SARA, yang tengah menghadapi masalah. Di antaranya, karena lemahnya regulasi dan lemahnya aparat penegak hukum.
Pencegahan Terorisme
Dalam ikhtiar pencegahan tindak pidana terorisme, pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus. Hal itu dilandasi prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian. Melalui kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisme dan deradikalisme.
Kesiapsiagaan nasional, menurut Hesti, merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.
"Kesiapsiagaan nasional dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian Terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal Terorisme," tutur Hesti.
Menurutnya, ada empat tanda sikap moderat dalam beragama. Di antarnaya, Cinta Tanah Air, punya toleransi tinggi, antikekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.
Selain itu, diingatkan adanya kesadaran pengguna media sosial. Untuk menjaga keamanan akun, dengan membuat kata kunci yang sulit ditebak dan mengubahnya secara periodik.
Hindari hoaks, tak mudah percaya dengan berita yagn diterima sebelum diklarifikasi dan menyebarkan hal positif. Artinya, hanya meneruskan berita yang bermuatan positif.
"Gunakan seperlunya media sosial. Gunakan media sosial untuk meningkatkan produktivitas diri dan jangan menjadi adiktif," tutur Hesti.
Tugas FKPT
Ia pun mengingatkan tentang tugas FKPT, di antaranya, pengembangan potensi dan kreativitas yag dimiliki oleh generasi muda dalam pencegahan terorisme. Pemberian edukasi bagi kelompok perempuan dan anak dalam pencegahan terorisme
"FKPT pun melakukan penelitian tentang potensi radikal terorisme. Adanya diseminasi dan sosialisasi pencegahan terorisme kepada semua elemen masyarakat di daerah dan pengembangan kreativitas dari berbagai perspektif. Selain itu, menekankan pentingnya literasi informasi pencegahan terorisme melalui media massa, media sosial dan media lainnya," tutur Hesti Armiwulan.
Advertisement