Keseruan Tour de Singkarak kembali Digelar
Tour de Singkarak 2018 resmi dibuka di Bukittinggi Sumatera Barat, Minggu 4 November 2018. Tahun ini merupakan tahun ke-10 Tour de Singkarak digelar, genap satu dekade menjadi kalender UCI Asia Tour 2.2.
Mengutip Antara, Event Director Tour de Singkarak 2018 Jamaludin Mahmud di Bukittingi, mengungkapkan bahwa setelah di tahun sebelumnya digelar dengan sembilan etape, tahun ini ada delapan etape di TDS 2018.
"Ini menjadi salah satu hal yang menarik karena lebih panjang ajangnya maka lebih capek pebalapnya dan juga resikonya lebih tinggi. Tapi tahun ini kalau saya bilang pas dengan delapan etape," kata Jamaludin.
TDS 2018 akan menempuh jarak sejauh 1.267 kilometer melintasi 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat.
Etape pertama digelar pada Minggu dengan rute Bukittingi-Sijunjung sejauh 140,5 km.
Sekitar 114 pebalap dari 20 tim akan start dari Lapangan Kantin, Bukittingi dan finis di Gedung Pancasila, Sijunjung.
Balapan etape selanjutnya akan menempuh rute Sawah Lunto-Dharmasraya (204,1km), Kabupaten Solok-Tanah Datar (150,4km), Padang-Agam (144km), Limapuluh Kota-Pasaman (170,5km), Kota Solok-Payakumbuh (105km), Padang Panjang-Solok Selatan (194,4km) dan Pesisir Selatan-Pariaman (158km).
Sesuai dengan namanya, Singkarak yang merupakan danau terbesar di Sumatera Barat menjadi bagian dari jalur lintasan Tour de Singkarak. Selain itu, beberapa kawasan wisata lain juga menjadi bagian dari jalur lintasan, termasuk Lembah Harau, Danau Maninjau, Kelok 44, Danau Di atas, dan Danau Dibawah.
Jamal mengungkapkan salah satu tantangan yang dihadapi pada gelaran TDS tahun ini adalah masalah cuaca.
"Hujan tahun ini lebih deras daripada tahun lalu," kata Jamaludin.
Sejumlah daerah di Sumatera Barat sempat dilanda banjir dan tanah longsor setelah hujan lebat pada bulan lalu.
Hujan lebat juga menyebabkan longsor di area 300 meter sebelum finis di etape pertama di Sijunjung, tapi dengan kesigapan pihak PU, longsor sudah dirapikan dan jalur sudah aman untuk dilalui para pebalap, kata Jamaludin.
"Kalau tahun lalu hujan hanya beberapa hari saja tetapi tidak deras, tapi tahun ini dengan angin dan hujan dan deras, kemudian bulan lalu ada kejadian banjir lumpur di Batusangkar, Payakumbuh, mudah-mudahan di sepanjang lomba tahun ini tidak terjadi hal-hal seperti itu," kata Jamaludin.
Pebalap Indonesia Jamal Hibatullah, yang pada TDS tahun lalu menjadi pebalap Indonesia tercepat mengaku antusias untuk turun di balapan Tour de Singkarak kali kedua baginya itu tahun ini.
"Persiapannya selalu latihan dan melakukan persiapan khusus karena Tour de Singkarak masuk ke dalam kategori mountain tour yang melalui beberapa tanjakan yang cukup terjal. Jalur paling terjal itu di etape 4 dan etape 7, di wilayah Agam dan Solok Selatan," kata Jamal.
Pebalap berusia 21 tahun itu memasang target bukan hanya untuk kembali menjadi pebalap Indonesia terbaik, namun juga menghuni peringkat lima besar umum.
Pada TDS 2017, Jamal finis di peringkat enam di klasemen pebalap umum.
Balapan tahun ini walaupun memiliki 8 etape tetapi memiliki jarak tempuh yang lebih panjang daripada balapan TDS tahun lalu.
Beberapa pebalap yang dipandang menjadi lawan terberat bagi Jamal karena bertipe climber antara lain Ben Dyball dari St George Continental Cycling Team, Oleksandr Polivoda dari Ningxia Sports Lottery-Lival Cycling Team, dan Alvaro Duarte dari Forca Amskins Racing.
"Saya harus siap menghadapi segala kondisi, termasuk cuaca di Sumatra Barat yang mulai sering hujan," ungkap Jamal.
Jamal juga mengungkapkan bahwa tanjakan terberat ada di etape 7 karena berada di ketinggian 1.800 meter di atar permukaan laut di dekat danau kembar.
Selain untuk membina talenta pebalap nasional, ajang Tour de Singkarak juga digelar untuk mempromosikan sektor pariwisata Sumatera Barat dengan rute balapan yang melalui wilayah-wilayah terpencil, pesisir, hutan hujan tropis, monumen bersejarah hingga taman nasional di Sumatra Barat.
TDS 2018 resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, yang juga selaku ketua penyelenggara TDS 2018, Nasrul Abit, pada Sabtu malam di Lapangan Kantin, Bukittinggi, Sumatera Barat. (ant)
Advertisement