Kesembuhan Rendah Penanganan Kasus Baru Harus Lebih Fokus
Kasus penularan COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan, bahkan mencapai rekor kenaikan kasus harian tertinggi selama pandemi pada pada 21 Juni sebanyak 14.536. Selain itu, selama lima minggu terakhir, kasus baru selalu lebih tinggi dibandingkan dengan angka kesembuhan, dengan puncak selisih 17.391 kasus pekan ini.
Penjelesan ini disampaikan Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito melalui kanal Youtube Setpres Rabu 23 Juni 2021.
Tingginya kasus positif dibandingkan angka kesembuhan mingguan perlu mendapatkan perhatian.
“Angka kesembuhan yang lebih rendah dibandingkan kasus positif perlu menjadi target utama perbaikan penanganan COVID-19,” kata Wiku.
Jarak Kesembuhan dan Positif Covid-19
Menurut Wiku saat ini terdapat enam provinsi yang memiliki gap paling besar antara kasus positif dengan angka kesembuhan. Keenam provinsi ini berasal dari pulau Jawa yaitu: DKI Jakarta (selisih 13.032 kasus); Jawa Tengah (selisih 7.171 kasus); Jaw Barat (selisih 6.670 kasus); Jawa Timur (selisih 2.239 kasus); DI Yogyakarta (selisih 2.131 kasus); dan Banten (selisih 878 kasus).
Selain bicara tingginya gap antara kasus positif dengan angka kesembuhan, Satgas juga menyoroti enam provinsi yang memiliki kasus aktif tertinggi yaitu: Jawa Barat (29.784 kasus aktif); DKI Jakarta (11.411 kasus aktif); Jawa Tengah (10.050 kasus aktif); Papua (8.799 kasus aktif); Riau (6.291 kasus aktif); dan Kepulauan Riau (3.431 kasus aktif).
Satgas meminta kepada seluruh provinsi tersebut untuk segera memperbaiki kondisi Covid-19 di wilayahnya melalui evaluasi kebijakan yang diterapkan terkait kegiatan masyarakat. Sesuaikan aturan terkait kapasitas kantor, pusat perbelanjaan, restoran dan tempat makan, tempat wisata, serta fasilitas umum lainnya yang berpotensi menjadi titik penularan COVID-19.
Kualitas Penanganan
Selanjutnya, Satgas juga meminta daerah untuk meningkatkan kualitas penanganan pasien covid-19 di fasilitas rujukan.
Dengan tingginya kasus pada saat ini, berdasarkan rekomendasi dari 5 organisasi profesi kedokteran (Perdatin, PDPI, PAPDI, IDAI, dan PERKI) bahwa strategi yang harus dilakukan adalah dengan menerapkan “early over treatment”. Yakni pasien rumah sakit yang sudah mengalami perbaikan gejala dapat segera dirujuk untuk melanjutkan isolasi mandiri di rumah.
"Hal itu dimaksudkan agar kapasitas rumah sakit menjadi lebih besar dan mampu menampung pasien dengan gejala sedang-berat lainnya."
Selain itu, dapat juga dilakukan konversi tempat tidur rumah sakit, atau menyediakan fasilitas isolasi terpusat di masing-masing wilayah agar beban dapat terbagi dan rumah sakit tidak kewalahan menangani pasien.
"Apabila seluruh provinsi-provinsi ini mampu menurunkan penambahan kasus positif dan meningkatkan kesembuhan, maka dapat mendongkrak angka kesembuhan thingkat nasional," kata Wiku.
Advertisement