Kesedihan Zai Menanti Istri dan Anaknya di Pesawat Sriwijaya Air
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu, 9 Januari 2021.
Puluhan bahkan ratusan kerabat penumpang Sriwijaya Air berdatangan di Bandara Supadio, Pontianak. Mereka menunggu kepastian kabar anggota keluarga yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
Isak tangis pun tak terbendungi. Salah satunya Yaman Zai. Ia terlihat menangis terisak sambil mengangkat telepon dari pihak keluarganya yang juga memastikan hilangnya pesawat Sriwijaya SJ 182 itu.
Zai merupakan warga Sumatera Utara. Sudah setahun dia di Pontianak, untuk bekerja. Rasa bahagianya menanti kedatangan keluarga tiba-tiba buyar.
"Keluarga saya ada di pesawat itu. Istri dan tiga anak saya. Mereka mau berlibur ke sini," ujar Zai seperti video yang beredar di instagram akun @fakta.indo.
Istri dan anaknya bertolak ke Pontianak lantaran kangen karena ditinggal bekerja di Pontianak. "Saya terakhir kontak melalui handphone sebelum keluarga masuk pesawat yang hingga kini belum dapat informasi," isaknya.
Pesawat PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada pukul 14.40 di posisi 11 nautical mile dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Posisi tersebut diperkirakan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Pesawat tersebut diawaki enam awak aktif. Adapun rincian penumpang dalam penerbangan SJ-182 adalah 40 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi dan enam awak pesawat sebagai penumpang.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang memiliki nomor registrasi PK-CLC merupakan pesawat yang pertama kali terbang pada Mei 1994. Dengan demikian, usianya kini sudah lebih dari 26 tahun.
Sebelum digunakan oleh Sriwijaya Air, pesawat Boeing 737-500 ini dioperasikan oleh dua maskapai Amerika Serikat yakni Continental Air Lines (sejak Mei 1994) dan United Airlines (sejak 1 Oktober 2010). Sriwijaya Air mulai menggunakan pesawat ini pada 15 Mei 2012, atau ketika pesawat sudah berusia 18 tahun.
Advertisement