Kesedihan Peserta Jelang Penutupan PSLI
Kesedihan tampak di wajah peserta Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) menjelang berakhirnya event tahunan yang diselenggarakan oleh Sanggar Merah Putih.
Salah satu peserta yang merasakan kesedihan ini adalah Henny Virgorina. Sebab ia merasakan pertemuan dengan para pelukis dari berbagai daerah harus cepat berakhir.
"Di sini (PSLI) bagi saya jadi tempat untuk bereuni alias bertemu dengan teman lama. Jadi tentu sangat sedih jika akhirnya harus berpisah kembali dan tidak terasa sudah sepekan di acara ini," kata pelukis asal Surabaya ini saat ditemui di Jatim Internatioan Expo, Minggu 21 Oktober 2018.
Henny mengatakan, di pasar seni ini banyak sekali ilmu yang didapat. Sebab antara pelukis satu dengan yang lainnya saling bertukar ilmu.
"Saya banyak bertemu dengan senior-senior saya. Jadi tentu banyak bertukar pikiran untuk lebih menyempurnakan karya yang saya bikin," lanjutnya.
Ia pun sama sekali tidak menyesal bila hasil karyanya belum laku. Baginya pasar seni lukis ini tak melulu soal tempat berjualan.
"Ini bukan soal jualan yang harus laku, tapi banyak yang harus dilakukan di PSLI. Sayangnya saat acara ini jarang bisa stay di sini tiap hari, karena sakit. Jadi menurut saya tahun ini tidak maksimal, karena banyak ilmu yang saya lewatkan," ujarnya.
Henny mengaku dirinya tak sendiran mengikuti pasar semi tahun ini. Dalam satu stan, ia dibantu oleh dua temannya. Hal ini dilakukan karena kurang percaya diri memamerkan hasil karyanya sendirian.
"Saya dibantu dua teman, kalau sendiri tentu tidak mampu, apalagi soal bayar stan, dan belum lagi soal jumlah karya yang di pamerkan," katanya.
Sementara itu, ia berharap acara seperti ini terus ada. Karena di tahun depan ia masih berkeinginan untuk ikut serta meramaikan PSLI.
"Karena kali ini jadi tahun kedua saya dan hasilnya positif," ucap Heny.
Malam ini, PSLI merupakan malam terakhir. Acara yang dimulai sejak 12 Oktober kemarin, resmi di tutup.
Menurut Ketua Panitia, M Anis, dari acara ini sebanyak 110 lukisan berhasil terjual, dengan total pemasukan senilai kurang lebih Rp 1 milliar.
"Uang hasil penjualan ini nantinya 50 persen akan disumbangkan untuk gempa Sulteng," katanya. (hrs)
Advertisement