Kesan Elitis, Peneliti LIPI Kritik Peran Muhammadiyah
Melihat fakta, umat Islam secara internal masih banyak yang saling berhadap-hadapan, Peneliti Senior LIPI dan akademisi Muhammadiyah Prof. Dr. Siti Zuhro berharap agar Muhammadiyah sebagai organisasi besar mengambil peran lebih melalui kebijakan out of the box mengenai pembangunan dan persatuan umat.
Menurut Siti Zuhro, perpecahan umat itu membawa dampak yang buruk bagi keadaan umat Islam. Bahkan di tataran yang lebih tinggi di pemerintahan, aspirasi umat Islam lebih sering terbengkalai karena sesama umat Islam lebih sibuk dalam pertikaian di antara mereka sendiri.
“Muhammadiyah jelas garisnya, yaitu politik moral, bukan politik praktis. Perhatiannya kepada Islam. Pekerjaan rumah kita adalah mengapa kelompok-kelompok Islam tidak bisa bersatu. Ini yang menjadi tugas Muhammadiyah," tutur Siti Zuhro, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 25 Juni 2019.
"Muhammadiyah bahkan kurang memimpin sehingga aksi 212, 411 yang muncul adalah komunitas-komunitas di lapangan. Muhammadiyah tenggelam,” ungkap Siti Zuhro.
Siti Zuhro menyayangkan Muhammadiyah yang dianggap terkesan elitis. Sementara itu, ancaman dari kelompok-kelompok Islam kecil yang tidak moderat kerap menjadi alternatif oleh akar rumput.
“Persoalan keterbelahan umat dan ormas Islam salah satunya adalah karena gaya dan strategi dakwah yang dilakukan beberapa kelompok Islam dirasakan menimbulkan ketidaknyamanan bagi kelompok Islam lainnya. Sulit dinafikan munculnya konsep dakwah Islam Nusantara NU ataupun Islam Berkemajuan Muhammadiyah terkait dengan hal itu. Saya mendambakan Muhammadiyah mengambil peran menjadi pencerah,” kata Siti, yang sebelumnya tampil dalam Diskusi Dinamika Politik Nasional di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Senin 24 Juni 2019.
“Sebagai organisasi dakwah dan pendidikan, Muhammadiyah perlu mengambil peran terdepan dalam mengajak dan mempersatukan ormas dan kelompok umat Islam lainnya tentang pentingnya dakwah yang merangkul, menyejukkan, dan menumbuhkan cinta kasih, baik antarsesama umat Islam maupun dengan non-Islam. Gaya dan strategi dakwah yang menumbuhsuburkan kebencian dan perpecahan seharusnya dihindari,” tuturnya. (adi)
"Muhammadiyah bahkan kurang memimpin sehingga aksi 212, 411 yang muncul adalah komunitas-komunitas di lapangan. Muhammadiyah tenggelam,” ungkap Siti Zuhro.