Kesaksian Korban Rusuh Arema Vs Persebaya, Gas di Mana-mana
Sedikitnya 93 suporter Arema FC cedera dan 21 orang meninggal, ditangani RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu 2 Oktober 2022. Korban cedera mengaku kondisi kacau lantaran gas di mana-mana.
Muhammad Rian Dwi Cahyono terbaring di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Minggu 2 Oktober 2022. Tangannya sedang diperban akibat terjatuh dari tribun tempatnya melihat laga Arema FC Vs Persebaya.
Pemuda asal Kademangan, Blitar itu mengaku duduk tepat di bawah papan skor, ketika laga Arema Vs Persebaya berlangsung. Di akhir pertandingan, ia mengaku ikut turun ke lapangan. "Saya cuma ingin protes, agar mainnya lebih baik lagi," katanya, Minggu 2 Oktober 2022.
Saat turun, ia mengaku terjatuh di tribun dan mengalami luka di lengannya. Kemudian kondisi semakin ricuh setelah ditembakkan gas air mata. "Saya berlari berusaha keluar, karena kena gas air mata. Terinjak-injak kemudian bisa selamat sampai di sini," katanya.
Pengakuan serupa juga disampaikan Tofan Zulkarnain, suporter asal Kota Malang. Pemuda berusia 20 tahun itu mengaku duduk di tribun atas, dekat dengan tribun VIP.
Bersama seorang rekannya, Tofan mengaku tak ikut turun ketika kericuhan terjadi. Namun kondisi mulai tak terkendali ketika polisi menembakkan gas air mata. "Kami kena gas air mata, jadi ikut nyari jalan keluar," kata Tofan, di IDG, RUSD Kanjuruhan.
Ia mengaku merasakan sesak, panas di dada, serta sulit bernapas. Tofan dan rekannya, Aldita, kemudian mencari pertolongan ke RSUD Kanjuruhan, dengan menumpang motor mereka.
Sementara Direktur RSUD Kanjuruhan Boby Prabowo menyebut total ada 93 suporter yang cedera dan dirawat di tempatnya, sejak Sabtu 1 Oktober 2022 hingga Minggu, 2 Oktober 2022.
Kini sebagian besar korban cedera telah pulang, dan menyisakan 12 orang. "Tersisa 12 orang yang sedang dirawat, empat kondisinya cedera kepala berat, yang lainnya sedang," kata Boby, Minggu 2 Oktober 2022.
Advertisement