Kerusuhan di Capitol Hill, Dukun Kelompok Qanon DituntutÂ
Donald Trump, Jake Anthony Chansley, dan sejumlah individu lain berhadapan dengan tuntutan hukum, setelah terlibat dalam kerusuhan di Gedung Parlemen Amerika Serikat, Capitol Hill. Tuntutannya antara lain masuk dengan kekerasan, melakukan kerusuhan, hingga menghasut pemberontakan.
Dalam peristiwa pada Rabu, 6 Januari 2021, keberadaan Jake sangat terlihat menonjol. Pimpinan kelompok pendukung konspirasi tanpa dasar, Qanon, menggunakan atribut topi bulu dan tanduk kerbau, dengan wajah dicat warna bendera Amerika Serikat. Jake menyebut dirinya sebagai Dukun Qanon.
"Bahwa Chansley diduga adalah orang yang berada di halaman utama media, yang masuk ke dalam Capitol Hill menggunakan kostum dan bertanduk, bertelanjang dada" kata pernyataan jaksa federal di Washington DC, dilansir dari BBC. "Individu ini juga membawa tombak sepanjang 6 kaki, dengan bendera Amerika terikat di bawah mata tombaknya, lanjutnya.
Selain Jake, polisi juga menangkap seorang dari Florida yang tampak membawa aset milik Nancy Pelosi, dari ruang sidang. Pria bernama Adam Johnson berusia 36 tahun itu dituntut untuk pencurian dan masuk dengan kekerasan.
Selain itu, juga legislator asal West Virginia, Derrick Evans. Ia diduga mengunggah fotonya sendiri, berdiri di luar gedung bersama suporter Trump, dan kemudian ikut masuk. Ia ditangkap pada Jumat dengan tuntutan masuk secara paksa dan perilaku tidak tertib di Capitol Hill.
Sementara menjelang turunnya Donald Trump 11 hari lagi, Demokrat berencana untuk mengajukan dakwaan atau pemakzulan atas hasutan pemberontakan, pada Senin nanti. Meski, juru bicara Gedung Putih mengatakan jika aksi inihanya akan memperparah perpecahan yang terjadi di Amerika Serikat.
Diketahui kelompok Qanon sendiri adalah kelompok yang percaya teori konspirasi tak berdasar, jika Donald Trump adalah utusan untuk memerangi setan dan para paedofil. Qanon juga adalah pendukung fanatik Donald Trump. (Bbc)