Kerusuhan Bangladesh 187 Orang Tewas, Jam Malam Diperpanjang
Bangladesh diterpa kerusuhan mematikan, seiring gelombang demonstrasi yang berlangsung beberapa pekan belakangan. Polisi dan demonstran dilaporkan bentrok di ibu kota Bangladesh, Dhaka. Kondisi ini menimbulkan banyak korban jiwa.
Pemerintah Bangladesh tidak mengumumkan secara resmi jumlah korban terkait gelombang demonstrasi belakangan ini. Namun, media-media lokal melaporkan korban jiwa dalam kerusuhan Bangladesh telah lebih dari 100 orang.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina berupaya memadamkan protes dengan memberlakukan jam malam dan perintah tembak di tempat. Pemerintah Bangladesh juga memutus jaringan internet sehingga sulit mengetahui informasi terkini dari negara di Asia Selatan tersebut.
Di sisi lain, para mahasiswa yang berunjuk rasa memberi ultimatum kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah dalam 48 jam dan mengembalikan keadaan seperti semula. Sesuai keputusan Mahkamah Agung, pemerintah mengumumkan penurunan kuota pekerjaan publik dari 56 persen menjadi 7 persen.
Aksi protes mahasiswa berujung pada kekerasan setelah polisi dan anggota partai Liga Awami yang berkuasa diduga melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa.
Korban dilaporkan sebanyak 187 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, 13 di antaranya kehilangan nyawa di rumah-rumah sakit, menurut laporan surat kabar Prothom Alo, Selasa 23 Juli 2024.