Kerumunan Kunker Presiden Jokowi Disentil, Ini Penjelasan Istana
Presiden Jokowi baru saja meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, NTT pada Selasa 23 Februari 2021. Bendungan seluas 99 hektare tersebut memiliki kapasitas tampung air mencapai 11,2 juta meter kubik dan diprediksi mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektare. Pembangunan bendungan tersebut telah dilaksanakan sejak Januari 2017 lalu dan menghabiskan anggaran sebesar Rp880 miliar.
Namun, kunker Jokowi tersebut dilaporkan menimbulkan kerumunan warga yang menyemut di sekitar iring-iringan presiden. Dalam video yang beredar, sejumlah warga tampak berkerumun mendekat ke arah mobil Presiden Jokowi. Mereka tampak ingin mengabadikan kedatangan Jokowi di NTT. Dari atas mobil, Jokowi juga sempat menyapa warga dengan melambaikan tangan. Jokowi juga terlihat mengingatkan warga untuk menggunakan masker. Selain itu, Jokowi membagikan suvenir kepada warga yang berkerumun.
Hal ini lantas menjadi sorotan lantaran kerumunan massa berpotensi menimbulkan penularan virus corona (Covid-19). Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menantang kepolisian bisa menegakkan hukum terkait kerumunan massa tersebut.
"Silakan aparat penegak hukum (polisi) saatnya berlaku sama dengan apa yang terjadi pada Habib Rizieq Shihab, monggo," kata Munarman.
Politikus PKS Mardani Ali Sera juga mengkritisi munculnya kerumunan saat kunker presiden.
"Ini bukan yg pertama pak @jokowi bagi2 souvenir atau nasi kotak yg menimbulkan kerumunan. Sebelumnya bagi2 nasi kotak, kemarin bagi2 souvenir. Jika itu sudah dipersiapkan di mobil, namanya bukan spontanitas," kicaunya di akun Twitter @MardaniAlisera.
Pembelaan Dokter Tirta
Dalam unggahan Instagram resminya, dokter Tirta mengungkit pertanyaan YouTuber Atta Halilintar kepadanya soal banyaknya orang yang mengajak berfoto ketika bepergian. Atta, kata dokter Tirta, saat itu bertanya apakah kerumunan warga itu salahnya atau bukan.
"Apa yang ditanyakan Atta Halilintar ini persis dialami Pak Jokowi di NTT," ujarnya.
Dokter Titra menegaskan kerumunan di NTT itu bukan salah Presiden Jokowi. Ia menyebut Jokowi sama sekali tidak mengundang masyarakat berkerumun.
"Pak Jokowi tidak sama sekali mengajak berkumpul, apalagi bikin promo, bikin undangan, bikin tiket, apalah. Semua pure antusias yang ramai-ramai datang menyambut presiden, ini tugas protokoler mengatur keramaian. Dan emang kalah jumlah," ucap dokter Tirta.
Berdasarkan video yang ditontonnya, dokter Tirta menyebut Jokowi sudah berusaha menenangkan dan mengingatkan soal protokol kesehatan kepada warga yang tetap mengerubungi mobil presiden. Dia juga membela aksi Jokowi menyapa warga dari atap mobil.
Istana Buka Suara
Pihak Istana lantas buka suara atas kerumunan yang terekam di video tersebut. "Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete," jelas Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
"Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," sambungnya
Dalam video tersebut, Jokowi juga tampak sempat muncul dari rooftop mobil yang ditumpanginya dan melambaikan tangan ke arah massa. Presiden juga sempat melemparkan sesuatu kepada kerumunan.
"Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat sekaligus mengingatkan penggunaan masker. Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," ujar Bey.
Advertisement