Kerugian Akibat Flare Prewedding di Bromo Capai Rp5,4 Miliar
Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sudah selesai melakukan penaksiran angka kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pada 6 September hingga 14 September 2023.
Karhutla yang terjadi selama satu pekan lebih disebabkan pengunjung yang menyalakan flare atau suar di Kawasan Bukit Teletubbies atau Lembah Watangan Wisata Alam Gunung Bromo.
“Kami hitung luasan lahan yang terdampak pada 6 September hingga 10 September 2023, sekitar 504 hektare. Sementara dampak kerugian sudah kami hitung sekitar Rp5,4 miliar,” ujar Kepala BB TNBTS, C. Hendro Widjanarko pada Kamis 21 September 2023.
Hendro mengatakan, dampak kerugian meliputi biaya pemadaman, habitat satwa yang hilang, biaya pemulihan ekosistem dan hilangnya pendapatan dari tarif wisata. “Di luar itu, juga ada biaya pipa-pipa air masyarakat yang rusak,” katanya.
Nominal kerugian ini juga masih di luar perhitungan biaya pemadaman menggunakan water bombing yang ditanggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Kawasan Wisata Alam Bromo sudah kami buka kembali, kami reaktivasi pada 19 September 2023, lalu. Kami imbau kepada pengunjung untuk membaca secara seksama aturan yang berlaku saat memasuki kawasan konservasi,” ujarnya.
Bagi para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo diimbau untuk menjaga kawasan konservasi dengan tidak membawa perlengkapan atau peralatan memicu timbulnya api.
Advertisement