Kertas Pink tanda Visa Kita Ditolak
Berbeda dengan kunjungan ke AS tahun 2004, kunjungan tahun ini boleh dikatakan praktis tanpa ribet. Mulai proses visa di Jakarta hingga kedatangan ke Amerika:
Masih ingat betul bagaimana saya harus diperiksa selama hampir dua jam di Bandara O'hare Chicago saat berkunjung ke AS tahun 2004. Saat itu saya memang turun di Chicago sebelum melanjutkan perjalanan ke Washington DC dengan maskapai lokal.
Oleh petugas keamanan bandara, saya dibawa ke ruangan khusus. Melepas semua pakain luar, juga sepatu dan kaos kaki. "Mungkin saat itu masih sekitar 3 tahun pasca tragedi WTC, jadi Amerika masih waspada," kata rekan saya yang lama tinggal di Amerika.
Sebulan lalu, mendadak saya mendapat tugas untuk menjadi tim delegasi RI pada pertemuan di PBB, 5-6 September 2017. Senang tapi juga gak mau terlalu senang. Urus visa dulu baru jika disetujui (granted) bisa benar-benar senang.
"Nanti kami bantu kirim surat undangan untuk urus visa ke Amerika, Pak," kata Tri, salah satu staf UNDP (Badan PBB untuk Program Pembangunan).
Proses visa AS tentu ribet, paling tidak isian form-nya. Belum lagi syarat dokumen mulai akta lahir sampai rekening tabungan. "Nasib jadi orang Indonesia, kemana-mana pakai visa," kataku berkelakar. Teman yang ikut ke AS ini pun tertawa. Singkat cerita, form isian visa diisi lengkap, dikirim, dan dua hari kemudian dapat jadwal wawancara.
"Jangan lupa paspor lama yang ada visa Amerika-nya dibawa Pak. Siapa tahu membantu," kata Susan, staf di kantor saya.
Berbeda dengan tahun 2004 saat saya urus visa Amerika di mana kita tidak diberitahu apakah visa kita diterima atau tidak. Sekarang, usai wawancara kita sudah akan tahu "nasib" kita. Jika petugas konsular AS memberikan kertas putih artinya diterima, jika pink berarti visa kita ditolak. Tidak ada negosiasi dan petugas konsular juga tidak akan memberikan alasan mengapa visa kita ditolak.
"Minta jadwal wawancara pagi saja Pak, karena petugas konsular-nya masih in the good mood," ujar Hamdi, pegawai travel agent yang berpengalaman membantu urus visa AS.
Saya mendapatkan jadwal wawancara jam 7. Datang ke Kedutaan Besar AS jam 6.30 langsung antre dan mendapat untrean no 85.
"Apa tujuan Anda ke Amerika? Berapa lama di Amerika? Anda bekerja di mana? Siapa yang membiayai perjalanan Anda?" seorang wanita petugas konsuler tanpa senyum kepada saya.
Saya pun menjawab singkat dan dengan senyum. "Saya diundang oleh UNDP untuk konferensi tentang palm oil. Perjalanan dan hidup saya di Amerika dibiayai kantor saya."
"Silakan paspor diambil dua hari lagi," seraya menyerahkan sebuah kertas putih. Dan perjalanan bisnis ke New York dan Washington DC pun dimulai. (bersambung)
Advertisement