Kerja Tuntas Tangani Bencana, Empat Faktor Penting Ormas Islam
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah Rahmawati Husein mengajak masyarakat luas dan umat Islam untuk tanggap terhadap masalah bencana. Ia mengingatkan pentingnya peran ormas-ormas Islam dalam mengatasi masalah kebencanaan.
Pertama, organisasi keagamaan ada di tengah masyarakat, kadang sudah berdiri lama sebelum negara ada atau terbentuk.
Kedua, organisasi keagamaan memiliki pengikut yang setia berdasarkan keyakinan senang membantu baik dana, waktu, tenaga dan harta benda mereka.
Ketiga, organisasi masyarakat juga memiliki jaringan yang luas, anggota (konstituen) yang besar serta gerakannya didasarkan pada nilai-nilai agama yang diyakini dan sering menjadi tuntunan/ diikuti oleh masyarakat luas.
“Keempat, memiliki aset yang kuat, luas dan besar. Kelima, memiliki koneksi atau akses terhadap pemerintah dari pusat hingga daerah serta memiliki jaringan dengan ormas lainnya yang memiliki nilai dan tujuan yang sama,” tutur Rahmawati Husein, , dalam keterangan Jumat 19 Februari 2021.
Menurutnya, peran kerelawanan bencana yang diambil Muhammadiyah di setiap terjadi bencana, adalah bukti keberpihakan dan kecintaan Muhammadiyah terhadap kemanusiaan. Baik terjadi di nasional maupun internasional.
Di sisi lain, ujar Rahmawati Husein, peran Civil Society Organization (CSO) dalam penanggulangan karena pemerintah tidak mampu menagani sendiri dampak bencana, baik bencana alam, kesehatan, sosial dan teknologi.
“Organisasi non pemerintah termasuk ormas keagamaan, perannya sangat krusial karena sering menjadi ujung tombak, bergerak lebih cepat dan lebih luas menjangkau masyarakat,” kata Rahmawati Husein.
Ia menjelaskan, Upaya respon bencana yang dilakukan Muhammadiyah tidak hanya bersifat jangka pendek dan satu bidang, tetapi Muhammadiyah merespon di berbagai bidang seperti, Shelter (hunian), psikososial, pendidikan saat darurat, air bersih dan kebersihan, logistik serta kebutuhan dasar lainnya.
“Muhammadiyah tidak menerapkan metode “come, hit and run”, akan tetapi juga mendampingi penyintas di masa transisi ke pemulihan, hingga membantu rehabilitasi dan rekonstruksi, mulai dari membangun hunian sementara hingga membantu “livelihood” (penghidupan masyarakat) baik di bidang pertanian, perikanan hingga perkebunan, dan industri rumah tangga hingga membangun kembali fasilitas umum,” urainya
Sementara itu, M. Nurul Yamien, Ketua MPM PP Muhammadiyah di kesempatan yang berbeda menjelaskan, penanggulangan bencana yang dilakukan oleh Muhammadiyah tidak datang dan pergi. Melainkan membantu menyelesaikan persoalan masyarakat dari hulu sampai hilir.
Ia menjelaskan, pemberdayaan berkelanjutan yang dilakukan oleh Muhammadiyah merupakan bentuk sinergi yang dibangun secara harmonis oleh setiap majelis dan lembaga. Sekurangnya, jika pemberdayaan masyarakat pada tingkat bawah, desa atau kecamatan bisa dijalankan antara MPM dengan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR).
Dan pemberdayaan pasca bencana bisa dilakukan dengan LPB atau MDMC. Dirinya juga menyebut, kerjasama lintas majelis-lembaga ini bisa dilakukan oleh semua majelis-lembaga. Bahkan, bisa dilakukan antara majelis-lembaga dengan melibatkan organisasi otonom (ortom).