Ricuh di SMA Kristen 2 Gloria Surabaya, DPRD: Bisa Coreng Status Kota Layak Anak UNICEF
DPRD Kota Surabaya memberikan tanggapan tegas terkait tindakan premanisme yang berujung pada keributan di SMA Kristen 2 Gloria, Pakuwon City, Surabaya. Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Imam Syafi'i mengaku prihatin dan terkejut dengan tindakan salah satu orang tua siswa yang ribut di lingkungan akademik jadi pusat perhatian siswa dan wali murid.
Menurut Imam, baru pertama kalinya ia melihat kasus orang tua mendatangi sekolah dengan tindakan yang berujung pada tindakan premanisme. Ia pun menilai, tindakan kekerasan di lembaga pendidikan tidak dapat dibenarkan dan sudah sepatutnya disikapi dengan serius oleh pihak-pihak terkait.
“Ini lucu dan saya baru tahu bahwa pertama kalinya orang tua menggeruduk sekolah seperti itu,” ujar Imam, Jumat 25 Oktober 2024.
Politikus NasDem ini mengatakan, kejadian seperti itu yang terjadi di lingkungan pendidikan sudah sangat jelas melanggar etika dan aturan. Apalagi dengan status Kota Layak Anak yang disandang Surabaya. Imam menegaskan, pemerintah kota sudah seharusnya menjaga citra dengan memastikan keamanan dan kenyamanan di tiap-tiap lingkungan sekolah di Kota Pahlawan. "Melakukan kekerasan di lembaga pendidikan kan tidak diperbolehkan,” tegas Imam.
Lebih lanjut, Imam mengingatkan bahwa kejadian itu dapat berdampak buruk terhadap predikat Surabaya sebagai Kota Layak Anak. Ia berharap pihaknya berwajib dapat menyelesaikan masalah di ranah hukum dan pihak-pihak terkait dalam bidang pendidikan dapat merumuskan kebijakan supaya kejadian yang sama tidak terulang kembali.
“Masalah ini serius dan bisa mencoreng predikat Kota Layak Anak yang didapatkan Surabaya dari UNICEF,” ungkapnya.
Imam mendesak Dinas Pendidikan dan pihak kepolisian segera mengambil langkah hukum yang tegas serta melakukan pembinaan terhadap pihak terkait. Ia juga berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi permasalahan pendidikan dan tidak menempuh jalan kekerasan sebagai solusi penyelesaian masalah.