Keren, Relawan Lintas Agama Bersihkan Bekas Tempat Salat Id
Ada yang menarik dalam pelaksanaan salat Idul Fitri di Alun-Alun Purwokerto. Usai salat berjamaah selesai, bekas alas para jamaah langsung dibersihkan para relawan dari lintas agama.
Para relawan itu diperbantukan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Banyumas. "Tradisi kebersamaan antar penganut agama ini sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Bupati Banyumas Ahmad Husein kepada ngopibareng.id.
Para relawan yang terdiri dari pria dan perempuan berseragam kaos biru itu dengan cekatan memunguti kertas koran yang menjadi alas salat kaum muslimin. Mereka berasal dari jamaah gereja dan pemeluk agama lain dari sekitar lokasi Salat Id.
"Kami dari RS Sinar Kasih. Kebetulan baru tahun ini saya ikut dalam kegiatan ini. Kebetulan saya bertugas untuk mendukung tim kesehatan untuk Salat Idul Fitri ini," kata Samuel yang juga ikut memunguti kertas koran bekas als jamaah.
Tak pelak, dalam waktu singkat alun-alun Purwokerto itu langsung bersih kembali. Mereka juga ikut memunguti bekas pembatas saf untuk mengatur jamaah. Pekerjaan itu dilakukan serempak di saat sebagian jamaah sedang bersalam-salaman dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Banyumas.
Seperti biasanya, jamaah salat Idul Fitri banyak yang menggunakan alas kertas koran bekas untuk salat. Sebagian membawa tikar dari rumah. Ini dilakukan karena salat Id dilakukan di lapangan. Di beberapa tempat, koran bekas itu dibersihkan petugas kebersihan atau pemulung koran bekas.
Para relawan dari berbagai agama di Purwokerto yang dengan cekatan membersihkan kembali alun-alun yang baru saja dipakai salat. Mereka mengumpulkan di dalam kantong-kantong plastik untuk dikumpulkan di tempat sampah. Keren kan!
Menurut Ketua FKUB Banyumas Dr KH Mohamad Roqib, kerjasama antar penganut agama di Banyumas telah terbangun baik sejak lama. Setiap ada kegiatan hari raya keagamaan, masing-masing umat beragama saling bantu membantu dalam pelaksanaan seperti dalam Salat Id ini.
"Kalau pas hari raya umat Kristen, umat Islam biasanya membantu menjaga tempat-tempat beribadah mereka. Misalnya, Banser turun tangan membantu menjaga gereja dan ikut mengatur arus lalu lintas di sekitar gereja," tambah Roqib yang hari itu juga bertindak sebaagai khatib salat Id.
Dijelaskan, kerjasama antar umat beragama di Banyumas makin kuat setelah terbentuk Forum Persudaraan Antar Umat Beriman (FPAUB) tahun 1996. Ini berarti sepuluh tahun sebelum ada peraturan yang mengatur pembentukan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) 2006.
"Sepuluh tahun sebelum ada FKUB, kami sudah membangun kerjasama yang baik antar umat beragama. Karena itu, di Banyumas hubungan kami dengan umat beragama lain selalu baik. Tidak pernah ada masalah," tambah Roqib, alumnus IAIN Sunan Kalijoga Jogjakarta asal Lamongan Jatim ini.
Di saat politik identitas cenderung menguat di Indoneia akhir-akhir ini, pemandangan usai salat Id di Alun-Alun Purwokerto ini sangat istimewa. "Tradisi saling membantu antar umat seperti ini patut terus dilestarikan," tekan Ganjar Pranowo. (rif)