Keren! Keripik Pisang Sidoarjo Tembus Pasar Malaysia
Siapa sangka, camilan sederhana keripik pisang bisa menembus pasar ekspor Malaysia. Rasanya yang manis, gurih, dan renyah ternyata mampu memanjakan lidah masyarakat negeri Jiran. Berkat capaian ini, seorang ibu rumah tangga asal Krian, Sidoarjo mampu meraih cuan jutaan rupiah per bulannya.
Diceritakan Wiliyah Wijiastutik, bisnis keripik pisang ekspor ini berawal saat dirinya terpaksa keluar dari tempatnya bekerja di pabrik sepatu akibat sepi order saat pandemi covid tahun 2019 lalu.
Kini ibu rumah tangga asal Dusun Tundunan, Desa Sidomojo, Kecamatan Krian, Sidoarjo sukses dengan membuka usaha kripik pisang. Produknya sudah mengisi etalase hampir semua toko oleh-oleh di Sidoarjo dan Kota Surabaya, bahkan Pasar eksport di beberapa negara sudah di dibidiknya.
Perempuan berusia 40 tahun ini membuka usaha kripik pisang di rumahnya. Beberapa olahan keripik seperti keripik Bothe, keripik gadung dan keripik pisang berbagai rasa menjadi produk andalannya. Setiap hari ibu 2 anak ini disibukkan dengan mengolah pisang jenis Raja Nangka yang didatangkan dari luar daerah seperti Lamongan, Bojonegoro, Tuban hingga Jawa Tengah.
Wiliyah dibantu oleh 6 karyawan yang semuanya ibu-ibu tetangga sekitar, mengolah pisang mulai dari mengupas, mencuci hingga menggoreng pisang.
"Terpaksa keluar dari buruh pabrik sepatu karena pabrik sepi order akhirnya saya mencoba membuat keripik pisang ini. Dan alhamdulilah sekarang produk saya banyak diminati orang.” Ujar Wiliyah saat ditemui Ngopibareng.id di rumahnya yang dijadikan tempat produksi. Minggu 24 September 2023.
Awalnya, Wiliyah menjual keripik pisangnya secara ekonomis di warung-warung sekitar rumah dengan harga Rp 1000 rupiah per plastik. Namun sekarang produknya dijual dengan kemasan pouch yang menarik dengan merk 'Visang' dan dibanderol dengan harga Rp 15 ribu. “Sejak tahun 2021 dulu keripik pisang saya beri merk Visang dan kini sudah dijual di toko oleh-oleh di Sidoarjo hingga Surabaya," imbuhnya.
Berkat kemasan yang menarik, keripik pisang buatan Wiliyah berhasil menarik minat pengusaha asal Malaysia dan membawa produknya untuk dipasarkan di Malaysia. “Minggu tanggal 10 September kemarin saya berangkat ke Malaysia untuk menjadi Moderator pengolahan keripik pisang sekaligus membawa misi dagang ke Malaysia," kata Wiliyah dengan perasaan bangga.
Namun sayangnya bisnis keripik pisang Wiliyah menemui kendala ketika bahan baku pisang jenis raja nangka mulai langka di pasaran. Di beberapa daerah pemasok, pisang jenis ini sulit didapat karena kekeringan sehingga pasokan pisang raja nangka agak terhambat.
"Terpaksa mencarinya ke Lumajang hingga ke Jawa Tengah karena saya tidak mau bahan baku keripik pisangnya diganti dengan pisang jenis lain," bebernya.
Saat ini dari produk keripik pisang Wiliyah mendapatkan omset bulanan yang lumayan hingga bisa membantu penghasilan suami yang bekerja di proyek serta membantu tetangga yang menjadi karyawannya. “Alhamdulilah kalau sekitar 7 hingga 8 juta dapat perbulannya," ungkap Wiliyah.
Selain di pasarkan secara online, hampir setiap hari ada konsumen yang datang langsung ke rumah Wilayah untuk membeli keripik pisang maupun keripik yang lain untuk dijual kembali atau untuk dimakan sendiri dengan keluarga.
Seperti Emil Muchtar Efendi, warga Krian. Ia memesan 100 pouch keripik pisang untuk buah tangan pada acara di tempat kerjanya. Menurut Emil, selain rasanya enak dan tidak serik, keripik pisang ini kemasan nya menarik sehingga layak untuk dijadikan oleh-oleh tamu undangan.
“Kebetulan di tempat kerja akan ada acara jadi saya memesan 100 bungkus kripik pisang buat oleh-oleh," papar Emil.
Advertisement