Keren, Kantor Balai Desa di Sidoarjo Gunakan Solar Cell
Sekilas tidak ada yang berbeda ketika berkunjung ke Kantor Balai Desa Gempolklutuk, Kecamatan Tarik, Sidoarjo ini. Semua fasilitas umum, sarana dan prasarana di sana terlihat sama seperti kantor balai desa pada umumnya.
Namun, siapa sangka kantor balai desa yang berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat Kota Delta ini menggunakan panel tenaga surya (Solar Cell) untuk energi listrik. Bahkan, solar cell digunakan untuk seluruh aktivitas operasional kantor tersebut.
Sugiono, Kepala Desa Gempolklutuk mengatakan, solar cell itu merupakan bantuan dari Universitas Narotama Surabaya yang bekerja sama dengan Dikti (Pendidikan Tinggi). Sejak adanya mahasiswa Narotama yang KKN di desa yang memiliki jumlah penduduk 1576 jiwa, beberapa waktu lalu, sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan di desa tersebut.
"Kami merupakan pihak penerima program solar cell dari Narotama dan Dikti. Solar cell di sini dimanfaatkan untuk kebutuhan energi listrik di balai desa dan kelistrikan PDAM," ucap Sugiono saat ditemui Ngopibareng.id di Kantor Balai Desa Gempolklutuk, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Sugiono mengatakan, selain digunakan untuk aktivitas operasional kantor, solar cell juga digunakan untuk menghidupkan fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan warga Gempolklutuk, diantaranya energi PDAM, pompa irigasi sawah, dan penerangan jalan sekitar balai desa.
"Sementara ini fasum yang menggunakan solar cell adalah pompa irigasi sawah, lalu ada dua punden di desa ini, keduanya menggunakan solar cell dan air PDAM," imbuhnya.
Untuk air PDAM, lanjut Sugiono, warga tidak perlu lagi membayar mahal, mereka hanya membayar seikhlasnya saja, sehingga membantu meringankan biaya tagihan listrik bulanan warga.
Sugiono mengaku, sejak menggunakan solar cell, bisa menghemat tagihan bulanan listrik sebanyak 60 persen. Sebelumnya, tagihan bulanan listrik di kantor tersebut mencapai Rp 1 juta per bulan, ditambah tagihan PDAM Rp 1 juta per bulan.
"Balai desa dan PDAM desa kisaran Rp 2 juta per bulan, termasuk biaya tagihan listrik, semoga bisa ter-cover sekitar 60% setelah menggunakan solar cell," jelasnya.
Untuk mengembangkan pemanfaatan solar cell, Sugiono berencana akan membangun kebun hidroponik di lahan belakang balai desa. Mengingat, mayoritas penduduk Desa Gempolklutuk berprofesi sebagai buruh tani. Desa Gempolklutuk memiliki luas sekitar 125 hektar, sedangkan 80 hektar merupakan lahan pertanian.
"Harapan ke depan solar cell akan dikembangkan pemanfaatannya digunakan untuk tanaman hidroponik di lahan belakang balai desa yang nantinya listrik akan diambilkan dari solar cell," terang Sugiono.
Sementara itu, Rohhart irawan, selaku teknisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Creative Zone Indonesia menyebutkan, banyak manfaat yang di dapat ketika menggunakan panel listrik solar cell, di antaranya adalah, pertama, menghemat pengeluaran tagihan listrik bulanan.
"Yang kedua kesediaan listrik selalu ada, karena selama masih ada matahari, solar cell ini tetap berfungsi. Mengurangi polusi, apalagi sekarang tiap tahun, biaya tagihan listrik selalu naik. Jadi kita bisa mengurangi pengeluaran di situ," jelasnya.
Masih dikatakan Rohhart, perawatan panel solar cell juga cukup mudah dan praktis, hanya perlu mengecek baterai tiap bulan. Tidak perlu perawatan rutin bulanan.
"Atau mungkin kita siram panel suryanya dengan air, tapi jika musim hujan saya rasa tidak perlu disirami cukup pakai air hujan saja. Perawatannya cuma aki itu saja kadang kendor kabelnya," kata Rohhart.
Lebih jelas Rohhart mengatakan, cuaca mendung tidak akan mempengaruhi kinerja panel solar cell, hal ini dikarenakan panel yang ia gunakan sangat sensitif terhadap matahari. Dalam jangka waktu 1 hingga 2 jam, panel solar cell mampu menghasilkan daya 900 watt.
"Ini bisa digunakan untuk penerangan dalam jangka waktu 24 jam. Agar lebih hemat penggunaan dayanya saya sarankan menggunakan lampu LED saja," tutupnya.